Advertisement

Kunjungi Masjid Gunungjati Cirebon, Eko Suwanto Ingatkan Kaum Muda Perlu Belajar Sejarah Indonesia

Media Digital
Selasa, 18 Februari 2025 - 19:57 WIB
Maya Herawati
Kunjungi Masjid Gunungjati Cirebon, Eko Suwanto Ingatkan Kaum Muda Perlu Belajar Sejarah Indonesia Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY. / ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Upaya pembatinan rasa cinta Tanah Air bisa dijalankan dengan memberikan pemahaman sejarah budaya bangsa Indonesia lewat berkunjung ke museum, situs bersejarah.

Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan menegaskan ada hal yang strategis dan penting dalam proses pendidikan kebangsaan yaitu meneguhkan karakter bagi semua warga termasuk kaum muda.

Advertisement

"Ada yang luar biasa, kalau menengok kembali apa yang dilakukan oleh Presiden Sukarno di Cirebon. Kita bisa telusuri warisan beliau, bagaimana meghadirkan Masjid Sunan Gunung Jati di Cirebon dan latar sejarah nya perlu kita gali bersama. Alhamdulillah tadi berkesempatan laksanakan shalat ashar berjamaah di Masjid Gunungjati," kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY, Senin, (18/2/2025).

Komisi A DPRD DIY bersama awak media di Yogyakarta, dalam kegiatan kunjungan ke Cirebon menyempatkan untuk melihat sejumlah lokasi bersejarah yang memiliki kaitan dengan sinau Pancasila diberbagai daerah.

Eko Suwanto menyatakan Di Cirebon, salah satu pelajaran  yang penting adalah bagaimana pemerintah beri perhatian pada tiga hal aspek ilmu pengetahuan harus diikuti dengan riset agar naskah otentik, kedua soal pentingnya pembangunan museum, ketiga perlu dibuat film atau buku yang dipublikasikan.

"Pemda DIY ke depan penting merealisasikan kerjasama dengan banyak pihak guna realisasikan sinau Pancasila dan Wawasan kebangsaan. Di Cirebon kita lihat bagaimana kerukunan, budaya hadir dalam kehidupan masyarakat yang rukun," kata Eko Suwanto.

Jajat, ahli budaya Cirebon menjelaskan Presiden Sukarno di Cirebon pernah berdialog dengan masyarakat dan di tahun 1960 memberikan nama masjid Sunan Gunung Jati sebagai penghormatan dari hadirnya masjid yang tanahnya disumbangkan oleh Hj Siti Garmini Sarojo.

BACA JUGA: Hasil Buruk Timnas di Piala Asia U-20, Indra Sjafri Tetap Mengapresiasi Pemain dan Akan Bertanggung Jawab

Waktu itu, pada 17 Agustus 1960 Garmini yang juga istri Sultan Hasanuddin keempat dari Keraton Kanoman, Cirebon, mewakafkan lahan sekitar 500 meter persegi itu lalu membangun sebuah masjid..

Masjid Sunan Gunung Jati Garmini, Cirebon, Jawa Barat, terletak di Jalan Kesambi, Kecamatan Kesambi, Cirebon, itu menyimpan secuil kisah yang menggambarkan sisi religiusitas Sukarno.

Dulu, lahan tempat berdirinya Masjid Sunan Gunung Jati Garmini merupakan area persawahan. Lahan itu milik seorang tokoh perempuan Cirebon yang juga aktif di Nadhlatul Ulama (NU) Cirebon.

Jajat ingatkan catatan sejarah dan budaya jangan dilupakan generasi hari ini, seiring berjalan waktu ini membuktikan bahwa perhatian sejarah, budaya dan agama dari Bung Karno.

"Jadi jangan ajari toleransi orang Cirebon, karena sudah lama kami jalankan," kata Jajat.

Eko Suwanto menambahkan dalam sejarah nya, relasi Bung Karno dengan Islam dan budaya cukup besar.  Pernah ada diskusi dengan pemimpin Soviet, kunjungan ke makam Imam Bukhari di sana.

"Kalau di Yogyakarta ada Masjid Syuhada, berdialog dengan masyarakat 1960 di Cirebon memberikan nama masjid Sunan Gunung Jati, nilai penghormatan dan perkokoh bagaimana Islam berdampingan dengan yang lain. Maka perlu ke depan Pemda DIY kembangkan museum, untuk sampaikan pendidikan kepada penerus bangsa, Bung Karno memiliki catatan sejarah besar bagi budaya dan sejarah," kata Eko Suwanto.

Umarudin Masdar, Wakil Ketua Komisi A DPRD DIY menyatakan hadirnya masjid bersejarah yang dipakai Bung Karno, seperti di Cirebon bawa pesan bersejarah.

"Bung Karno dengan nasionalisme menyatukan agama dan kebudayaan. Pak Karno selalu pakai pakaian  adat Cirebon kalau ke masjid ini, Islam bergabung dengan budaya, ditelusuri wawasan kebudayaan Indonesia digabungkan. Kita akan berkomunikasi dengan dinas Kebudayaan DIY untuk merawat, fasilitasi kaum muda agar bisa belajar sejarah,  generasi z dan milenial perlu kunjungan sejarah, selain beribadah dapat belajar sejarah juga." kata Umarudin Masdar. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Penasihat Hukum Hasto Kristiyanto Tuding KPK Mencederai Proses Hukum

News
| Selasa, 18 Februari 2025, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Menyelami Hubungan Manusia dengan Alam lewat Lukisan, Garrya Bianti Hadirkan Pameran Back to Nature

Wisata
| Senin, 17 Februari 2025, 19:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement