Advertisement
Cuaca Ekstrem Akibat Belokan Angin, BPBD DIY Masih Berlakukan Status Darurat

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan peringatan dini fenomena belokan angin di wilayah Jawa yang akan berdampak pada potensi cuaca ekstrem beberapa hari ke depan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY pun masih memberlakukan status darurat hingga 8 April 2025 mendatang.
Kepala BPBD DIY, Noviar Rahmat, menjelaskan saat ini Pemda DIY sudah memberlakukan status siaga darurat yang diperpanjang sejak 3 Maret 2025 lalu. “Ini sudah perpanjangan keempat sampai tanggal 8 April,” ujarnya, Senin (10/3/2025).
Advertisement
Perpanjangan status Siaga Darurat sampai 8 April 2025 ini karena memang diprediksi masih ada potensi cuaca ekstrem.
“Prediksinya sampai Mei malahan. Jadi nanti kita lihat sampai 8 April 2025 masih ada peringatan BMKG atau tidak, kalau masih ada ya diperpanjang lagi,” ungkapnya.
Beberapa tindakan mitigasi yang dilakukan di antaranya edukasi dan imbauan kepada masyarakat terutama yang berada di kawasan rawan longsor dan sekitar sungai agar lebih waspada. Di Jogja ada lima sungai besar yang berhulu di Merapi.
“Dengan lima sungai tersebut, ketika terjadi hujan lebat tidak akan menyebabkan banjir bandang seperti yang terjadi di Jabodetabek [Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi]. Semuanya air bisa terserap di kelima aliran sungai tersebut,” katanya.
BACA JUGA: Tabrakan Beruntun Jalan Daendels Kulonprogo, Warga Galur Meninggal Dunia
Di sepanjang sungai-sungai itu juga sudah dipasang early warning system (EWS) baik untuk mendeteksi potensi banjir maupun getaran tanah yang dapat mengakibatkan longsor.
“Di situ sudah ada ketinggian batas air. Kalau air sudah sampai di garis merah, sirine berbunyi. Masyarakat harus mengungsi. Menyingkir dari sungai-sungai itu,” katanya.
Banjir dan longsor merupakan potensi bencana hidrometeorologi yang ada di wilayah DIY. Pada Agustus 2024, wilayah Kota Jogja terjadi air sungai mencapai permukiman warga di sekitarnya. “Tapi setelah hujan lebat selesai airnya ya sudah hilang. Jadi Cuma sebentar, setelah itu langsung kembali normal,” ungkapnya.
Di Kota Jogja juga pernah terjadi longsor di Pingit tepatnya di sungai Winongo, pada akhir 2024 lalu. “Itu sempat longsor, ada tiga rumah yang ambruk. Jadi ada potensi juga longsor di daerah perkotaan. Talut-talut itu yang longsor,” kata dia.
Maka EWS yang berbasis pergerakan tanah dipasang di beberapa titik. Milik BPBD DIY sendiri ada 11 titik. Masing-masing kabupaten dan kota juga memiliki. “Jadi kalau tanah agak goyang, EWS akan memberikan notifikasi ke BPBD untuk segera melakukan evakuasi,”
Di samping itu, BPBD DIY juga sudah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) di tingkat kelurahan. “Jadi ketika terjadi bencana, di tingkat kelurahan langsung menangani dengan respon time cepat,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Mau Ikut Mudik Lebaran Bareng Pegadaian Kanwil Semarang? Berikut Cara Daftar dan Syaratnya
Advertisement
Ramadan, The Phoenix Hotel, Grand Mercure & Ibis Yogyakarta Adisucipto Siapkan Menu Spesial
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal SIM Keliling Hari Ini Senin 10 Maret 2025 di Kulonprogo
- Arid Zona, Cerita Sukses Budidaya Kaktus di Kulonprogo dengan Omzet Puluhan Juta per Bulan
- Jadwal Terbaru KA Bandara Hari Ini Senin 10 Maret 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu dan YIA
- Jadwal SIM Keliling Hari Ini Senin 10 Maret 2025 di Kota Jogja
- Imsak Hari Ini Senin 10 Maret 2025 untuk Jogja dan Sekitarnya
Advertisement
Advertisement