Advertisement

Cemaran Bakteri E-Coli di Sebelas Sungai di Sleman Melebihi Ambang Batas

Andreas Yuda Pramono
Selasa, 03 Juni 2025 - 17:07 WIB
Ujang Hasanudin
Cemaran Bakteri E-Coli di Sebelas Sungai di Sleman Melebihi Ambang Batas Ilustrasi-Anak-anak mengisi waktu libur sekolah dengan bermain di Sungai Kali Kuning Jembatan Yapah, Karanglo, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, - Harian Jogja / Abdul Hamid Razak

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN--Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman menyampaikan bahwa cemaran bakteri e-coli di sebelas sungai yang ada di Bumi Sembada melebihi ambang batas. Ada sejumlah faktor penyebab tingginya cemaran e-coli di Sleman, salah satunya adalah limbah domestik yang tidak diolah.

Kepala Bidang Pengendalian Lingkungan Hidup DLH Sleman, Sri Restuti Nur Hidayah, mengatakan faktor lain yang menurunkan skor IKA adalah limbah pertanian, peternakan, dan perikanan yang tidak diolah. Adapun target nilai IKA di Kabupaten Sleman 2024 sebesar 41,5. Capaian IKA 2024 sebesar 41,64.

Advertisement

“Secara umum, semua titik ada cemaran bakteri e-coli dan melebihi ambang batas,” kata Restuti ditemui di kantornya Senin (3/6).

Restuti mengaku limbah domestik rumah tangga di sepanjang sungai masih banyak yang langsung dibuang ke sungai, begitupun dengan penggunaan pupuk organik/ kotoran hewan yang berpotensi melimpas ke aliran sungai. Limpasan pupuk tersebut ikut membawa e-coli sehingga mencemari air sungai.

Ketua Tim Kerja Pengendalian Pencemaran dan Pemulihan Lingkungan Hidup DLH Sleman, Sasikirana Dian Ekowati Sutarno, mengatakan pihaknya hanya melakukan pengujian kualitas air permukaan di sebelas sungai yang berhulu di Kabupaten Sleman. Namun, DLH Sleman juga melakukan pengambilan contoh uji kualitas air embung yang semuanya peruntukannya hanya sebagai irigasi.

Pengambilan sampel air sungai dilakukan tiga periode dalam satu tahun. Musim penghujan, peralihan, dan kemarau di yang mewakili bagian hulu, tengah, dan hilir. Total ada 60 titik dari sebelas sungai.

BACA JUGA: UGM Bekukan Status Mahasiswa Christiano Tarigan, Tersangka Penabrak Argo hingga Tewas

Perhitungan IKA pada IKLH tidak hanya dari pengujian yang dilakukan oleh DLH Sleman, namun juga dari Kementerian Lingkungan Hidup dan DLHK DIY. Salah satunya mengambil contoh uji air dari Sungai Belik.

“Kami tidak ambil sampel air di situ. Sungai Belik hanya sedikit yang berada di wilayah Kabupaten Sleman sehingga dilakukan oleh DLHK DIY, yang mana dari hasil uji nya tidak baik, sehingga nilai Indeks Kualitas Air kami jadi buruk juga,” kata Sasikirana.

Adapun IKA Sleman 2023 yaitu 41,31. Dari sebelas sungai di Kabupaten Sleman, air yang berada dalam keadaan memenuhi baku mutu ada sepuluh titik (10%), cemar ringan 41 titik (41%), cemar sedang 43 titik (43%), dan cemar berat lima titik (5%).

Nilai tersebut tidak mencapai target IKA 2023 yang tertuang dalam RPJMD yaitu sebesar 42,0. Jika dibandingkan dengan capaian IKA 2022 yaitu sebesar 43,54 maka angka IKA 2023 mengalami penurunan.

Melalui Laporan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Kabupaten Sleman 2023, dinyatakan bahwa tingkat pencemaran dari hulu sampai ke hilir mengalami peningkatan atau kualitas airnya menurun.

Pemanfaatan aliran air untuk pembuangan air limbah tanpa diolah/ tidak memenuhi baku mutu disinyalir menjadi salah satu faktor penurunan kualitas air sungai. Ada pola kecenderungan semakin padat perumahan atau kegiatan perdagangan dan jasa dari arah hulu ke hilir dengan pemanfaatan air yang lebih intensif untuk kegiatan domestik di daerah hilir. Sedangkan di daerah hulu permukiman cenderung lebih jarang dan pemanfaatan air untuk pertanian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

9 Desa di Jateng Jadi Proyek Percontohan Penanggulangan Kemiskinan, Ini Daftarnya

News
| Kamis, 05 Juni 2025, 13:07 WIB

Advertisement

alt

Menikmati Wisata Sungai di Canden Bantul

Wisata
| Sabtu, 31 Mei 2025, 17:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement