Advertisement
Sultan HB X Sebut Pelestarian Pusaka Harus Terus Berkembang

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan pelestarian pusaka harus terus berkembang agar lebih inklusif, responsif, dan berakar pada kesadaran kolektif masyarakat.
"Cara menjaganya perlu terus berkembang agar lebih inklusif, lebih responsif, dan lebih berakar pada kesadaran kolektif masyarakat kota itu sendiri. Karena sejatinya yang ingin dirawat bukan hanya objek, tetapi jati diri yang terus hidup di dalamnya," ujar dia saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XI Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) 2025 di Yogyakarta, Rabu.
Advertisement
Rakernas yang mengusung tema "Resiliensi Kawasan Cagar Budaya Guna Mendorong Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan" itu, diikuti 58 delegasi JKPI berasal dari berbagai daerah.
Ia menilai pelestarian pusaka tidak cukup dilakukan secara administratif atau simbolik.
Raja Keraton Yogyakarta itu, meminta pendekatan yang digunakan mampu menyentuh masyarakat secara nyata.
"Kita bukan hanya penjaga pusaka, tapi penggerak yang mampu menempatkan warisan sumber daya nilai dalam membentuk masa depan kota secara cerdas, beretika, dan kontekstual," ucapnya.
BACA JUGA: Indonesia Street Performance, Gambaran Peradaban dalam Nusantara Menari
Menurut dia, tantangan dalam merawat pusaka telah berubah signifikan jika dibandingkan dengan satu dekade lalu seiring dinamika sosial, budaya, ekonomi, dan cara manusia berinteraksi dengan ruang yang semakin kompleks.
Sri Sultan menuturkan DIY telah mengalami sendiri bagaimana pusaka menghadapi tekanan ruang, desakan ekonomi, dan ekspektasi masyarakat yang terus berubah.
Di tengah itu semua, menurut dia, DIY belajar menjaga pusaka tidak hanya sebagai objek, tetapi sebagai proses sosial yang hidup, yang harus terus dirawat lewat dialog, partisipasi, dan keberanian membaca ulang konteks.
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menyebut setiap anggota JKPI memiliki identitas khas dengan segala warisan budayanya.
Ia berharap, jaringan tersebut dapat terus menjadi wadah saling berbagi pengetahuan dan memperkuat advokasi pelestarian.
"Mari senantiasa saling menguatkan dukungan pada perlindungan budaya," kata dia.
Ketua Presidium JKPI yang juga Wali Kota Banjarmasin Muhammad Yamin HR mengatakan JKPI terus berupaya menjaga pusaka sejarah di tengah tekanan pembangunan.
Setiap wilayah yang memiliki pusaka, menurut dia, perlu menjaga dan merawat warisan itu.
Ia menilai Yogyakarta contoh daerah yang memiliki sejarah panjang merawat pusaka dalam segala bentuknya.
"Mari belajar bersama merawat dan melestarikan kebudayaan di daerah masing-masing. Dari kota warisan menuju kota masa depan," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Hingga Juli 2025, Jumlah Penumpang Kereta Bandara Melonjak 30 Persen
Advertisement

Wisata Sejarah dan Budaya di Jogja, Kunjungi Jantung Tradisi Jawa
Advertisement
Berita Populer
- Kawasan Menoreh Kulonprogo Punya PR Jalan Rusak Berat Sepanjang 59,72 Km
- Capaian PBB Gunungkidul Tembus Rp15,6 Miliar, BKAD Gencarkan Layanan Jemput Bola di Pedesaan
- Jadwal KA Bandara YIA dan KA Bandara YIA Xpress, Rabu 6 Agustus 2025
- Viral Wisatawan Dihentikan di TPR, Ini Penjelasan Dinas Pariwisata Bantul
- Pemkab Sleman Alokasikan Rp45 Miliar Untuk 99.000 Lebih Peserta PBPU dan BP
Advertisement
Advertisement