Advertisement
Kekeringan, BPBD Gunungkidul Datangkan Air Bersih dari Kabupaten Lain
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL--BPBD Gunungkidul terpaksa harus mendatangkan air bersih dari luar daerah. Hal ini untuk mengatasi kekeringan yang makin meluas.
Adapun air bersih yang didapat BPBD Gunungkidul didatangkan dari wilayah Pracimantoro, Wonogiri, Jawa Tengah dan Wilayah Bantul. Dipilihnya wilayah tersebut lantaran masih dekat dengan Gunungkidul.
Advertisement
"Untuk dropping wilayah perbatasan seperti di Girisubo atau kecamatan Rongkop kita terpaksa mengambil air dari luar daerah ke Pracimantoro. Selain karena jarak paling dekat, di sekitar lokasi juga tidak ada sumber airnya," kata Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Edy Basuki, Selasa (3/7/2018).
Dia mengatakan setiap hari pihaknya mengedrop air bersih ke sejumlah wilayah terdampak kekeringan. Sebanyak enam truk tangki milik BPBD Gunungkidul dikerahkan.
Setiap harinya kata Edy masing-masing tangki melakukan empat kali droping air bersih. Dropping tersebut disasarkan di lokasi sesuai dengan urutan by name by adress yang sudah ditentukan.
Meski kekeringan mulai melanda, Edy mengatakan saat ini belum ada tambahan wilayah terdampak kekeringan. Menurut data BPBD Gunungkidul sebanyak 54 desa, di 11 kecamatan dengan jumlah jiwa 96.523 jiwa menjadi sasaran dropping.
Edy memperkirakan puncak musim kemarau akan terjadi pada Agustus mendatang. Saat itulah warga terdampak kekeringan dimungkinkan meningkat.
Seperti halnya yang belum lama ini terjadi. Sejumlah RT telah mengajukan tambahan droping. Adapun RT tersebut berada di Desa Kedungkeris, Kecamatan Nglipar; dan desa Sambirejo, Kecamatan Ngawen. "Memang kedua desa itu masuk pendataan terdampak kekeringan," kata Edy.
Sebelumnya Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan pemerintah DIY terus berupaya menekan luasnya kekeringan yang ada di kabupaten Gunungkidul. Untuk jangka pendek tetap dilakukan dropping air bersih ke masyarakat yang dilanda kekeringan.
"Kami upayakan lewat Bribin tetapi kan tetap ada yang belum bisa dilakukan," kata Sultan ditemui usai syawalan bersama masyarakat di Bangsal Sewokoprojo, Wonosari beberapa hari lalu.
Sultan juga membuka kesempatan jika nantinya Pemerintah Kabupaten Gunungkidul sudah kehabisan anggaran bisa meminta anggaran ke provinsi.
Bupati Gunungkidul Badingah mengatakan dalam pihaknya berkomitmen untuk membantu pemaksimalan sumber air di sekitar pantai Baron. Pasalnya debit di Baron menurut badingah melimpah. Sementara ini pihaknya baru menggunakan 100 liter per detik dari potensinya 900 sampai 1.000 liter per detik. "Untuk membeli alatnya dan beli pipa kita kan gak ada dana, pak Gubernur katanya siap memfasilitasi," ucap Badingah.
Selain pemanfaatan sumber air yang sudah ada pihaknya akan mencoba mencari sumber air baru. "Kami mencoba mencari sumber air baru, dan sementara kita melakukan droping air terlebih dahulu," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Gedung Hubdam Kodam IV Diponegoro Semarang Terbakar, Ini Total Kerugian
- Kisah Sukses Umbul Pelem Klaten, dari Ladang Cenil sampai Jadi Wisata Favorit
- Kemenhub Tambah Kuota Mudik Gratis dengan Bus untuk 10.000 Orang, Yuk Daftar!
- Sosok Irfan Jauhari, Winger Lincah Persis Solo yang Sumbang Emas SEA Games 2023
Berita Pilihan
Advertisement
Suplemen Diet Jepang Akibatkan 100 Orang Dirawat dan Lima Orang Meninggal
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Harga Tiket KA Bandara YIA Hanya Rp20.000, Berikut Cara Memesannya
- Jadwal KA Bandara YIA Kulonprogo-Stasiun Tugu Jogja, Jumat 29 Maret 2024
- Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Jogja dan Sekitarnya, Jumat 29 Maret 2024
- Jadwal Terbaru KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024
- Perayaan Paskah 2024, Tim Jibom Polda DIY Melakukan Sterilisasi Sejumlah Gereja di Jogja
Advertisement
Advertisement