Advertisement

Gara-Gara Kutukebul, Petani Melon Gagal Panen dan Merugi Jutaan Rupiah

Uli Febriarni
Kamis, 02 Agustus 2018 - 11:37 WIB
Nina Atmasari
Gara-Gara Kutukebul, Petani Melon Gagal Panen dan Merugi Jutaan Rupiah Seorang petani sedang menunjukkan tanaman melon yang terkena hama kutukebul, Rabu (1/8/2018). - Harian Jogja/ Uli Febriarni

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO-Akibat terkena hama kutukebul, sejumlah petani melon di Kecamatan Lendah gagal panen hingga mengalami kerugian puluhan juta rupiah. Kutu tersebut menyerang pucuk daun dan membuat tanaman menjadi kerdil dan tidak berkembang.

Salah seorang petani melon, Klimin di Dusun Banasara, Desa Jatirejo mengaku, telah mengeluarkan anggaran sedikitnya Rp30 juta untuk menanam melon. Namun akibat mengalami gagal panen kali ini, ia tidak dapat menikmati balik modal.

Advertisement

Hanya sebagian dari tanaman melon yang ia tanam bisa berbuah dan berkembang hingga layak panen, mencapai berat sekitar dua kilogram. Selanjutnya, melon-melon itu ia jual sendiri ke Bandung sehingga cukup memberikan hasil.

Klimin sudah dua kali menanam melon pada musim tanam kali ini. Kali pertama ia menanam melon benih biasa, baru satu pekan melon tanamannya tidak bisa memanjang sehingga ia memilih untuk menanam ulang menggunakan benih yang lebih tahan hama. Hama kutukebul membuat ujung daun menjadi melinting dan bunga gagal berkembang menjadi melon.

Kalaupun berhasil menjadi melon, hama ini akan menyebabkan melon hanya berukuran kecil dan tidak bisa berkembang hingga layak panen. Kalau sudah begitu, ia hanya akan membiarkan melon gagalnya berada di lahan hingga membusuk, atau memberikannya kepada warga yang ingin menggunakannya sebagai pakan ternak.

"Nek keno kutukebul, kulite ngeten niki [kalau kena kutukebul, kulitnya seperti ini], nek bentet sok iso berkembang, laku [kalau ada garis-garisnya kadang masih bisa berkembang, laku dijual]," ujarnya sembari menunjukkan perbedaan antara dua buah melon, ujarnya, Rabu (1/8/2018).

Ia sudah sempat mengobati kutukebul, namun melon di lahan yang ia garap masih tetap mengalami gagal. Normalnya, melon yang ia tanam memerlukan waktu panen selama 60 hari, namun melon kali ini ia panen dalam waktu 55 hari.

Sementara itu, petani melon yang ada di Bulak Bumirejo, Agus Sudarmadi mengatakan, pada masa tanam ini dirinya menanam 20 kepek (bungkus) benih. Tanaman melon yang ia tanam, mati pada usia tujuh hari karena kutu kebul. Lalu ia mengganti benih dan bisa berkembang hingga masa panen. Kendati demikian ia mengakui hasil panen melon kali ini terhitung minim.

Ia sudah menghabiskan biaya tanam mencapai Rp40 juta. Namun, diperkirakan hasil panennya hanya laku kurang dari Rp20 juta. Hanya saja, harga melon saat ini masih dalam takaran baik. Walau berukuran kecil, melon dari Kulonprogo masih tetap diburu.

Kepala Bidang Holtikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo, Eko Purwanto menyebut, belum menerima laporan dari warga Lendah perihal kasus kutu yang biasa menyerang tanaman cabai merah itu. Menurut dia, siklus cuaca memberikan pengaruh pada penyebaran hama tanaman bernama latin Bemisia tabaci tersebut.

Ia menduga, kutu kebul yang menyerang tanaman melon petani disebabkan kutu kebul berpindah induk semang, dari yang sebelumnya tanaman singkong atau pepaya. Namun dua tanaman ini sudah panen, sehingga mereka berpindah.

"Kalau ada cabai merah, kemungkinan besar mereka menyerang cabai," terangnya.

Ia mengungkapkan, kasus kutu kebul masih dapat dikendalikan, apalagi kasusnya masih bersifat spot. Ketika sudah menyebar luas, solusia yang harus dilakukan adalah gerakan serentak dan besar oleh Dinas, dalam mengatasi organisme pengganggu tanaman yang menyebabkan tanaman kerdil ini. Sehingga, ia memperkirakan, petani yang menggarap lahan yang terserang kutu kebul ini bukanlah warga setempat [lahan tempat menanam melon].

"Kalau warga asli sana, biasanya langsung lapor ke kecamatan atau kepada kami, untuk mendapatkan solusinya segera," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement