Advertisement

Begini Pesan Mahfud MD kepada Mahasiswa Baru UGM

Abdul Hamied Razak
Selasa, 07 Agustus 2018 - 17:17 WIB
Kusnul Isti Qomah
Begini Pesan Mahfud MD kepada Mahasiswa Baru UGM Guru Besar Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Prof Mahfud MD. - Harian Jogja/Desi Suryanto

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN-Prof Mahfud MD memberikan pesan khusus kepada 9.100 mahasiswa baru yang diterima di UGM di Lapangan GSP Senin (6/8/2018). Saat itu Mahfud memberikan orientasi kebangsaan dalam Pembukaan PPSMB (Pelatihan Pembelajar Sukses Mahasiswa Baru) UGM 2018.

"Saudara bisa masuk ke UGM ini karena saudara hidup di negara Indonesia yang merdeka. Dahulu sebelum Indonesia merdeka hampir tidak ada yang masuk perguruan tinggi. Ayah saya misalnya hanya lulusan Sekolah Rakyat (SR) lima tahun selama penjajahan Belanda yang dilangsungkan penjajahan Jepang," kata Mahfud dalam rilis yang diterima Harianjogja.com, Selasa (7/8/2018).

Advertisement

Tahun itu, lanjut dia, anak-anak Indonesia tidak diberi kesempatan untuk bersekolah secara baik. Hal itu berbeda dengan kondisi saat ini. Di negara merdeka ini saudara boleh bermimpi dan boleh meraih mimpi itu dengan usaha dan kerja keras.

"Terbukti sekarang saudara bermimpi belajar di UGM. Sesudah ini letakkanlah impian anda setinggi langit. Anda bisa menjadi apapun asalkan mau bekerja keras dan selalu berdoa kepada yang Maha Kuasa untuk keberhasilan itu," katanya.

Para mahasiswa baru tersebut bisa memilih dan bercita cita menjadi apa saja. Bisa jadi dokter, hakim, anggota DPRD bahkan DPR bahkan menjadi menteri dan Presiden. Itu tergantung dari usaha yang dilakukan.

"Saudara tidak bisa menolak dari panggilan sejarah untuk melanjutkan kepemimpinan dan menjaga kesatuan NKRI ini," katanya.

Dia sangat menyayangkan jika mahasiswa UGM tidak ikut menjaga NKRI karena dengan NKRI mereka bisa menjaga kelangsungan hidup suatu bangsa. Indonesia memiliki pemimpin-pemimpin besar yang bisa mengantarkan Indonesia menjadi negara merdeka.

"Oleh karenanya memanfaatkan semua nikmat ini agar Indonesia bisa maju bersama bukan maju sendiri sendiri. Jagalah persatuan sebagai bangsa karena Indonesia didirikan dari beragam golongan dan ikatan primordial," kata Mahfud.

Berdasarkan statistik Kementrian Dalam Negeri 2010, jumlah pulau di Indonesia sebanyak 17.504 pulau, negara terbanyak pulau di seluruh dunia. Jumlah suku 1.360 suku bangsa. Jumlah bahasa 726 bahasa daerah.

"Kita bisa bersatu karena apa? Karena diikat oleh kesepakatan untuk mendirikan NKRI yang berdasrkan Pancasila. Kekuatan kita justru ada dalam perbedaan itu," katanya.

Perbedaan yang terjadi, kata Mahfud itu adalah fitroh atau sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan. Bukan kehendak masyarakat sehingga Bangsa Indonesia yang berdiri berdasarkan Pancasila pasti percaya tuhanlah yang menciptakan perbedaan itu.

"Tuhan bisa menciptakan diseluruh jagat raya untuk satu ras, kalau saja mau. Tuhan bisa menciptakan manusia di Indonesia ini dalam satu ras Melayu, kalau Tuhan mau. Tetapi Tuhan menciptakan Indonesia berbeda beda. Maka bersatulah di dalam perbedaan itu agar bisa berlomba lomba dalam berbuat kebajikan," katanya.

Tak lupa Mahfud mengungkapkan selamat kepada mahasiswa baru agar belajar sungguh-sungguh. Sukses itu, kata Mahfud tidak bisa diraih hanya dengan untung-untungan. Sukses itu harus diupayakan secermat-cermatnya dan serius-seriusnya.

"Ketika dulu saya kuliah di UGM jurusan sastra arab tahun 79, saya diajari dosen saya namanya Prof Samsul Hadi, bunyinya. La yamtakil majdah ma lam yarkabil hakor wala yanalul ula man taqaddamal hadar," kata Mahfud.

Artinya, tidak akan mencapai sukses siapapun kamu kalau kamu takut menghadapi resiko dan tidak mau bekerja keras. Tidak akan mulia hidupmu kalau kamu sudah mendahulukan rasa takut sebelum kamu berjuang dan berbuat untuk keberhasilan.

"Itu lah bekal saudara yang mengantarkan keberhasilan dari kampus ini. Karena tentu saudara orang beriman dan harus berdoa kepada Allah Tuhan Yang Kuasa," ujarnya.

Terakhir Mahfud meminta agar mahasiswa baru UGM jangan belajar karena hanya ingin menjadi sarjana. Alasannya, kesarjaanaan itu hanya semacam ukuran tentang kualitas kemampuan otak dan teknis saudara dalam bekerja. "Jadilah orang yang bermanfaat bagi masyarakat. Jadilah sarjana yang saujana, sarjana yang baik hati, yang dalam istilah sederhana disebut cendekiawan atau intelektual," pinta Mahfud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pilgub Jakarta 2024, Demokrat Bakal Calonkan Dede Yusuf

News
| Jum'at, 19 April 2024, 15:47 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement