Advertisement
Lokasi Kekeringan di Gunungkidul Ternyata Makin Banyak
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Kekhawatiran meluasnya wilayah yang terdampak kekeringan di Gunungkidul akhirya terjadi juga. Setidaknya ada tiga dusun yang sebelumnya tidak masuk daerah rawan kekeringan, kini mulai terancam kekeringan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Edy Basuki mengatakan tiga dusun itu berada di Kecamatan Saptosari yang sebelumnya tidak didata untuk dropping air. “Dilaporkan oleh Camat Saptosari kemarin [Senin, 13/8/2018] ada tiga dusun di satu desa yang mulai kekeringan. Dari laporan itu ada di Desa Krambilsawit, tepatnya di Dusun Sawah 60 Kepala Keluarga (KK), Dusun Pringwulung 70 KK, dan di Dusun Bendo 70 KK, total ada 900 jiwa,” kata Edy Selasa (14/8/2018).
Advertisement
Sebenarnya Kecamatan Saptosari tidak terdata sebagai tujuan pengedropan air oleh BPBD Gunungkidul lantaran sudah adanya jaringan perpipaan PDAM. “Awalnya memang tidak mengajukan, namun karena beberapa ada yang lancar ada yang tidak ya jadi beberap titik mengalami kekeringan,” ujarnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Gunungkidul Drajad Ruswandono mengatakan Pemkab sudah berupaya menganggarkan untuk menanggulangi kekeringan. “Jika murni tidak mencukupi, pada APBD perubahan akan kami usahakan,” kata Drajad.
Selain itu Drajad mengatakan masih ada cadangan dana tak terduga sekitar Rp5 miliar sampai Rp6 miliar jika memang mendesak dikeluarkan. Ia mengatakan pihaknya juga berupaya agar kekeringan tidak terjadi setiap tahunnya.
Kepala Dusun Pringsurat, Desa Ngloro, Kecamatan Saptosari Suparno yang sebelumnya dikabarkan daerahnya juga mengalami kekeringan mengaku saat ini belum ada bantuan dari Pemkab. “Kekeringan juga terjadi di Dusun Pringsurat ini, namun sampai saat ini belum ada bantuan dari Pemkab. Baru dari swasta itu juga sekali baruan, ya harapannya segera ada bantuan dropping,” kata Suparno.
Dia mengatakan setidaknya kekeringan sudah mulai dirasakan warganya sejak empat bulan yang lalu. Sejumlah warga juga sudah membeli air hingga 10 tangki dengan harga per tangki Rp150.000. Menurut Suparno sebenarnya di tempatnya sudah ada jaringan perpipaan PDAM, namun tidak lancar.
Suparno berharap agar hidran umum (HU) yang ada di tempatnya dapat kembali difungsikan maksimal, sehingga masalah kekeringan dapat teratasi lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Aniaya Wartawan, Danlanal Ternate Copot Komandan Pos Lanal Hasel
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Simak Jadwal Pekan Suci 2024 Gereja Katolik di Jogja
- Rekomendasi Makanan Takjil Tradisional di Pasar Ramadan Kauman Jogja
- Dukung Kelestarian Lingkungan, Pemda DIY Mulai Terapkan Program PBJ Berkelanjutan
- BREAKING NEWS: Gempa Bumi Magnitudo 5 Guncang DIY, Ini Lokasi Pusatnya
- Masjid di DIY Menerima Dana Zakat Mal yang Dihimpun dari Para Dokter
Advertisement
Advertisement