Advertisement

Bencana Kekeringan Meluas, 25 Desa Butuh Air Bersih

Beny Prasetya
Rabu, 15 Agustus 2018 - 22:15 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Bencana Kekeringan Meluas, 25 Desa Butuh Air Bersih Warga Dusun Plampang I mengisi ember dengan air keruh yang menjadi penopang kebutuhan harian mereka, Jumat (13/7 - 2018).Harian Jogja/Beny Prasetya

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Bencana kekeringan yang terjadi di Kabupaten Kulonprogo terus meluas. Beberapa desa yang sebelumnya tak pernah mengalami krisis air bersih, kini meminta bantuan air bersih dari pemerintah. Terbaru, Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh dan Desa Pengasih di Kecamatan Pengasih mulai mengalami kekeringan. Dua desa tersebut merupakan desa yang tahun lalu tidak mengalami kekeringan. Desa Gerbosari biasanya dapat bertahan di musim kemarau karena memiliki sejumlah sumber air.

Koordinator Dropping Air Tagana Kulonprogo, Ibnu Wibowo, menyatakan kekeringan pada 2018 lebih parah dibanding 2017. Sejumlah desa yang dulunya terbebas dari kekeringan saat ini masuk menjadi wilayah kekeringan dan meminta bantuan air bersih.

Advertisement

"Musim kemarau datang lebih awal. Pengeringan Saluran Irigasi Induk Kalibawang memperluas daerah yang mengalami kekeringan, karena sebagian besar sumur yang ada di sekitar saluran irigasi kering. Setidaknya sudah ada 25 desa yang mengalami kekeringan," kata Ibnu, Rabu (15/8/2018).

Menurut Ibnu, selama ini Desa Gerbosari tak pernah meminta bantuan air bersih, bahkan menyalurkan air bersih ke desa lain. Hal sama juga dialami Desa Salamrejo, Kecamatan Sentolo. Selama ini, Desa Salamrejo tidak pernah mengalami kekeringan. "Di Samigaluh hanya ada satu desa dari delapan desa yang tidak mengalami kekeringan, yakni Desa Pagerharjo," katanya.

Dijelaskan Ibnu, saat ini ada 25 desa yang mengajukan permohonan bantuan air bersih. Kendala yang dihadapi Tagana saat melakukan dropping yakni medan yang sulit, khususnya di sejumlah desa yang ada di Pegunungan Menoreh.

Kepala Pelaksana BPBD Kulonprogo, Ariadi, menyatakan saat ini ada 23 desa yang menjadi daerah prioritas penanganan bencana kekeringan. Puluhan desa tersebut mengajukan permohonan air bersih sejak beberapa bulan lalu.

Saat ini Pemkab Kulonprogo memiliki enam truk tangki yang digunakan untuk dropping air bersih. Seluruh air saat ini masih diambil dari PDAM Kulonprogo dan menggunakan anggaran dari coorporate social responsibilities dan dana tak terduga milik Pemkab. "Ada truk tangki milik PMI, Tagana, dan BPBD, semua dikerahkan untuk menyalurkan bantuan air bersih," kata Ariyadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Viral Polisi Tembak dan Serang DC, APPI Jelaskan Duduk Permasalahannya

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 16:57 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement