Advertisement

Jadi Pemuda Pelopor Berkat Sulap Selokan Kumuh Jadi Sedap Dipandang

Ujang Hasanudin
Sabtu, 25 Agustus 2018 - 10:25 WIB
Budi Cahyana
Jadi Pemuda Pelopor Berkat Sulap Selokan Kumuh Jadi Sedap Dipandang Nurtria Wijayanti (tengah) berfoto bersama juri Lomba Pemuda Pelopor DIY di Kalen Edukasi Lupatmo, Manggung, Wukirsari, Imogori, Bantul, dua pekan lalu. - Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Nurtria Wijayanti, 23, menyulap selokan kumuh di lingkungan sekitar rumahnya di Dusun Manggung, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Bantul, menjadi selokan bersih yang ramai dikunjungi wisatawan. Tria, nama panggilannya, mendapat penghargaan. Berikut laporan wartawan Harianjogja.com Ujang Hasanudin.

Sudah bertahun-tahun parit di belakang rumah Tria bau dan penuh banyak sampah. Airnya kerap meluap saat hujan deras. Padahal, saluran air selebar sekitar 1,5 meter itu dipakai untuk mengairi sawah di Manggung.

Advertisement

Rumahnya dengan selokan hampir tidak berjarak dan keruan saja Tria tidak nyaman. Tria kemudian mengajak beberapa pemuda yang menjadi tetangganya untuk membersihkan selokan itu dari sampah. Pada pertengahan 2016, mereka mulai mencari desain selokan agar warga enggan membuang sampah di saluran air.

“Akhirnya kami sepakat untuk memelihara ikan. Kalau sudah banyak ikan kan orang segan untuk buang sampah,” kata Tira kepada Harianjogja.com awal bulan lalu.

Awalnya mereka yang memelihara lele dan bawal. Sejak Januari 2017, ikan yang banyak dijual di kedai makan kaki lima itu diganti ikan mas, tombro, nila, dan koi agar selokan lebih sedap dipandang. Ide untuk menghias selokan terus bermunculan. Tembok samping parit digambari lukisan berwarna-warni. Dua kincir angin dipasang untuk menambah keindahan.

Lahan kosong di sekitar selokan dipakai anak-anak sebagai tempat belajar bercocok tanam, diberi gubuk berteduh, hingga taman bacaan.

Selokan tersebut sudah ramai didatangi wisatawan dari sekitar Imogiri, terutama pada Sabtu-Minggu.

“Sekarang selokan telah kembali kepada fungsinya, sebagai saluran air yang bersih dari sampah,” ucap Tria.

Selokan tersebut diberi nama Kalen Edukasi Lupatmo. Menurut Tria, nama tersebut punya banyak arti. Kalen adalah bahasa Jawa dari selokan. Parit tersebut juga menjadi wahana pendidikan tentang ekosistem air, ikan-ikan endemik, cara menghargai alam, dan cara menjaga lingkungan, sehingga diberi nama Edukasi. Sementara Lupatmo adalah akronim dari bahasa Jawa yang mewakili tempat mengalirkan parit sepanjang 150 meter tersebut: RT 3 (Telu), RT 4 (Papat), dan RT 5 (Limo).

Niat Tria sebenarnya hanya mengubah wajah selokan supaya enak dilihat. Namun, namanya justru diusulkan para pemuda setempat untuk ikut dalam ajang pemilihan Pemuda Pelopor. “Ide awal dan penggagasnya Mbak Tria, saya kira wajar kalau dia pantas untuk mendapatkan penghargaan,” kata Arif Setiawan, salah satu pemuda Dusun Manggung, yang juga bagian dari pengelola Kalen Edukasi Lupatmo.

Arif mengatakan Kalen Edukasi Lupatmo pada dasarnya didesain untuk mengubah lingkungan yang kumuh menjadi bersih dan bisa menjadi tempat bermain bagi anak-anak.

“Biar anak-anak kalau main tidak perlu jauh-jauh,” kata dia.

Tria kemudian dipilih sebagai Pemuda Pelopor DIY Bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan, dan Pariwisata. Saat ini nama Tria berikut proposalnya sudah dikirim Badan Pemuda dan Olahraga (BPO) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Lomba Pemuda Pelopor adalah ajang kompetisi tahunan bagi para pemuda di Indonesia. Terdapat lima katagori yang dilombakan, yakni bidang pendidikan; bidang agama, sosial, dan budaya; bidang sumber daya alam, lingkungan, dan pariwisata; bidang pangan; dan bidang inovasi teknologi.

Kepala Seksi Pemuda BPO Disdikpora DIY Latanggang mengatakan tiap tahun lima perwakilan dari provinsi ini dikirim ke tingkat nasional. Tahun ini dari lima perwakilan, empat bidang kepeloporan diwakili oleh pemuda dari Bantul. Sementara satu kategori, yakni inovasi teknologi diwakili Sleman.

Kelima Pemuda Pelopor DIY tersebut akan dinilai juri dari Kementerian Pemuda dan Olahraga pada 2-8 September nanti. Tim juri menyeleksi kembali kelima perwakilan tersebut yang pantas lolos dalam seleksi nasional, “Hampir setiap tahun biasanya DIY yang lolos rata-rata tiga. Tahun ini harapannya lolos semua,” kata dia.

Selain Tria, pemuda pelopor yang mewakili DIY untuk katagori pendidikan adalah Dicky Bima Saputra; katagori agama, sosial, dan budaya Aji Indarto; katagori bidang pangan Nony Sakinah, dan kategori inovasi teknologi Wiji Lestari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Menguat Sinyal Megawati Mau Bertemu Prabowo Setelah Rakernas PDIP

News
| Selasa, 23 April 2024, 12:27 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement