Advertisement

Suryo Resik Menjadi Contoh di Tengah Merosotnya Kualitas Bank Sampah di Jogja

Sunartono
Rabu, 29 Agustus 2018 - 10:25 WIB
Budi Cahyana
Suryo Resik Menjadi Contoh di Tengah Merosotnya Kualitas Bank Sampah di Jogja Pengelola BSSR RW13 Suryodiningratan menimbang kardus bekas setoran nasabah bank sampah, Minggu (26/8). - Harian Jogja/Sunartono

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Bank sampah di RT 44, RW 13, Kelurahan Suryodiningratan, Kecamatan Mantrijeron, adalah contoh keberhasilan pengelolaan sampah di Kota Jogja. Bank sampah ini terus berkembang saat kualitas pengolahan sampah di Kota Jogja merosot. Berikut laporan wartawan Harianjogja.com Sunartono.

Sembilan perempuan paruh baya berkaus kuning dan celana hitam berkumpul di rumah Cahya Dona, Ketua RT 44 Suryodiningratan, Minggu (26/8) pagi. Halaman dan bangunan selatan rumah dipakai untuk menampung berbagai jenis sampah. Rumah ini kemudian dijadikan basecamp Bank Sampah Suryo Resik. Warga biasa menyingkatnya dengan BSSR.

Advertisement

Bangunan di utara rumah utama dijadikan sekretariat yang menyimpan ratusan file nasabah. Di sebuah meja berderet piala. Dindingnya ditempeli piagam-piagam sebagai bukti BSSR pernah mendapat penghargaan karena mampu mengelola sampah. Apresiasi paling membanggakan adalah juara kompetisi Green and Clean Tingkat DIY yang diraih BSSR empat tahun terakhir berturut-turut.

Ruang itu sekaligus menjadi tempat pembuatan kerajinan tangan dari barang bekas yang tak laku di pengepul rongsokan. Bungkus plastik berbagai merek minuman bisa menjadi rompi, topi, piring, bunga, tirai dan lain-lain. Warga pantang membuang plastik sisa guntingan hasil kerajinan, serpihan itu kemudian dimasukkan ke dalam botol air mineral untuk membuat dinding bangunan.

Pagi itu adalah waktu bagi warga menyetorkan sampah. Dua pekan sekali, mereka menenteng kardus, botol, plastik dan berbagai barang bekas yang tak bisa busuk.

Ibu-ibu yang bertugas di BSSR ini menerima sampah-sampah itu, memilahnya sesuai jenis, menimbang, dan mencatat harga di buku tabungan milik nasabah dan buku besar yang jadi basis data administrasi.

Layaknya sebuah usaha, BSSR berdiri pada 15 September 2013 dan berkembang dengan jumlah nasabah terus bertambah. Keberhasilan ini adalah barang langka karena tak sedikit bank sampah yang keteteran meski jumlahnya semakin banyak.

Menurut data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja, dari 615 RW di Kota Jogja, 71% sudah punya bank sampah. Saat ini sudah ada 433 bank sampah. Enam tahun lalu ketika bank sampah mulai dirintis, hanya ada 61 lembaga usaha sejenis. Namun, jumlah sampah yang diolah dan dimanfaatkan kembali justru menurun, dari 70 ton pada 2012 menjadi 45,28 ton pada 2016.

Tertib

Tertib administrasi dan keterbukan menjadi kunci kelangsungan hidup BSSR. Selain mencatatkan hasil transaksi di buku tabungan nasabah, pengurus juga menuliskan berat sampah sesuai jenis sekaligus total berat setoran setiap nasabah sebagai pangkalan data. Setiap nasabah bisa melihat perbandingan jumlah yang disetorkan saban bulan.

Dari September 2017 hingga Agustus 2018, BSSR mampu mengumpulkan 4,8 ton kertas, 1,6 ton plastik, 468 kilogram logam, dan 523 kilogram botol kaca.

BSSR juga menerima 48 kilogram sisa nasi kering dan 73 liter minyak jelantah. Jumlah itu merupakan hasil setoran 780 transaksi dari sekitar 150 nasabah selama setahun belakangan. Nasabah tidak perlu banyak bertanya. Update harga barang bekas sudah dipasang di papan informasi. Daftar barang bekas yang tidak laku juga ditempel di papan tersebut. Nasabah terus didorong untuk menabung.

“Misalnya ada nasabah yang pekan lalu menyetor tetapi pekan ini tidak, kami tanyakan penyebabnya. Kalau terjadi penurunan jumlah setoran juga kami tanya, sehingga evaluasi jalan terus,” ucap Ketua II BSSR Endah Marendah sembari menunjukkan buku besar sebagai basis data.

Endah adalah pendiri BSSR, bersama empat ibu-ibu di RT 44, yaitu Murjilah, Nani, Indah dan Yuni. Awalnya mereka ingin menjadikan lingkungan RT 44 bersih dan asri, dimulai dengan mengumpulkan sampah di depan rumah Nani dan menjualnya kepada pencari rongsokan.

“Awalnya hanya sampah dari rumah kami berlima, kemudian muncul semangat membuat bank sampah,” ucap wanita yang juga dosen salah satu perguruan tinggi swasta di Jogja ini.

Terus Berkembang

BSSR kemudian dikukuhkan melalu Surat Keterangan Lurah Suryodiningratan No.04/KEP/2013. Jumlah pengelola bertambah menjadi 19 personel. Nasabah juga makin banyak, tak hanya penduduk RT 44, tetapi juga warga RW 13. Bahkan 26 penduduk di luar RW 13 dan instansi pemerintah serta perusahaan swasta yang berada di sekitar Suryodiningratan juga rutin menyetorkan sampah ke BSSR.

Beberapa nasabah memiliki tabungan hingga jutaan rupiah. Dana tersebut tak diendapkan begitu saja, karena oleh para pengurus BSSR dikelola untuk bisnis pulsa dan berbagai barang kebutuhan pokok.

“Nasabah butuh pulsa tinggal bilang ke kami lalu kami transfer pulsa dengan mengurangi saldo rekening nasabah,” kata dia.

“Selain penyelamatan lingkungan, di bank sampah ini ada konsep menabung, kemudian dari tabungan ini uang kami putar untuk simpan pinjam nasabah.”

Camat Mantrijeron Kota Jogja Guritno mengapresiasi semangat pengurus BSSR yang sangat konsisten mengelola sampah. Ia yakin jika seluruh warga Kota Jogja dapat menerapkan pengelolaan sampah seperti di RW 13 Suryodiningratan, Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPS) Piyungan tidak bakal kelebihan beban karena semua sampah nonorganik didaur ulang sehingga tak perlu dibuang. “Semoga semangat ibu-ibu pengelola bank sampah ini luar bisa menular ke warga Kota Jogja lainnya,” ucap dia.

Menurut Mansyur, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral DIY, volume sampah yang masuk ke TPS Piyungan dalam sehari mencapai 600 ton. Penyebabnya, daur ulang tidak berjalan.

“Harusnya yang masuk ke TPST Piyungan residunya saja, tetapi kenyataannya semua jenis sampah masuk.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gunung Ruang Erupsi, Penutupan Operasional Bandara Sam Ratulangi Diperpanjang

News
| Jum'at, 19 April 2024, 12:47 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement