Advertisement

Kebakaran Lahan Mendominasi di Bantul

David Kurniawan
Selasa, 18 September 2018 - 07:10 WIB
Laila Rochmatin
Kebakaran Lahan Mendominasi di Bantul Kebakaran lahan yang terjadi di Dusun Dayakan, Desa Pengasih, Kecamatan Pengasih, Rabu (22/8 - 2018). JIBI/Istimewa Damkar Kulonprogo

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL--Pusat Pengendalian Operasional (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul mencatat hingga pertengahan September terdapat 123 kasus kebakaran. Masyarakat tetap diminta waspada terhadap potensi kebakaran memasuki pancaroba.

Manajer Pusdalops BPBD Bantul Aka Luk Luk mengatakan potensi kebakaran di Bantul masih tinggi. Hal ini terlihat dari jumlah kejadian sejak Januari hingga pertengahan September sebanyak 123 kasus. Jumlah ini lebih banyak jika dibandingkan dengan kejadian di 2017 yang hanya 116 kasus.

Advertisement

“Kejadian di tahun ini masih bisa bertambah karena laporan kejadian kebakaran di dua tempat yang terjadi di hari ini [kemarin] belum masuk ke data rekapan,” kata Aka, Senin (17/9/2018).

Dia merinci kebakaran yang terjadi didominasi kebakaran lahan sebanyak 37 kasus, rumah ada 21 kasus. Sedangkan kasus lainnya terjadi di gudang, warung, ruko hingga tabung gas. “Kami berharap, warga terus berhati-hati sehingga potensi kebakaran bisa dikurangi,” katanya.

Menurut Aka, kebakaran yang terjadi mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit. Meski demikian, peristiwa tersebut tidak sampai menyebabkan korban meninggal dunia.

Hal tak jauh berbeda diungkapkan Kepala Pelaksana BPBD Bantul Dwi Daryanto. Menurut dia, di akhir September ini sudah memasuki perubahan musim dari kemarau ke penghujan. Meski demikian, masyarakat diminta tetap waspada karena musibah kebakaran masih menjadi ancaman. “Harus tetap berhati-hati dan waspada karena potensi itu bisa terjadi kapan saja,” katanya.

Dia mengungkapkan untuk mengurangi risiko kebakaran bisa dilakukan dengan beberapa cara. Selain terus mengecek instalasi listrik secara rutin, masyarakat juga diminta tidak membakar sampah atau membuang puntung rokok sembarangan.

Menurut Dwi, membuang puntung rokok atau membakar sampah sembarangan dapat memicu kebakaran yang lebih besar, khususnya di area lahan. Terlebih lagi, embusan angin yang kencang semakin mempercepat kobaran api yang ada.

“Jangan dianggap sepele. Kalau membuang putung atau membakar sampah, pastikan api benar-benar padam. Kalau ditinggalkan begitu saja, takutnya memicu kebakaran yang lebih besar,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jadi Tersangka Korupsi, KPK Cekal Bupati Sidoarjo Pergi ke Luar Negeri

News
| Selasa, 16 April 2024, 13:57 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement