Advertisement
Kapan Volume Kubah Merapi Bisa Memunculkan Awan Panas? Ini Penjelasan BPBD
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN— Guguran lava pijar Merapi yang sudah bisa terlihat dianggap bisa menjadi tontonan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman ingatkan kewaspadaan dan ikuti anjuran jarak aman tidak lebih dari tiga kilometer.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan mengatakan meskipun guguran lava Gunung Merapi sudah terlihat dan pertumbuhan volume kubah lava Merapi bisa sampai 1.000 meter kubik per harinya, namun volume tersebut masih lama untuk bisa mencapai longsor dan menyebabkan awan panas.
Advertisement
“Saat ini volume kubah lava untuk longsor dan menyebabkan awan panas itu belum memenuhi syarat. Paling tidak, volumenya itu harus mencapai jutaan kubik dulu,” katanya pada Selasa (2/10/2018).
Menurutnya, hingga Kamis (27/9/2018) volume kubah Merapi mencapai 129.000 meter kubik . Hingga kini, pihaknya mengaku masih berkordinasi dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY untuk mengamati arah pertumbuhan kubah lava.
Ia mengimbau agar warga waspada dan mematuhi jarak aman tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi. Sampai saat ini status Gunung Merapi masih pada tingkat waspada.
Sementara itu, dengan mulai terlihatnya guguran lava pijar, Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) menganggap fenomena tersebut bisa menjadi destinasi wisata khusus namun harus tetap waspada dan mengikuti arahan dari BPPTKG DIY.
Kepala DPD ASITA DIY Sudiyanto mengatakan fenomena terlihatnya guguran lava pijar merupakan fenomena langka. Menurutnya, fenomena tersebut bisa menjadi destinasi wisata yang bisa ditonton oleh masyarakat.
“Selama dikemas dengan baik, fenomena ini tentu sangat bagus untuk kemajuan pariwisata. Tapi harus juga dilihat keselamatan wisatawan,” ujarnya pada Selasa.
Sebelumnya, Kepala Desa Kepuharjo Heri Suprapto mengatakan warga Lereng Merapi masih beraktifitas normal namun tetap meningkatkan kewaspadaan. Selain itu, terkait mitigasi bencana, pihaknya sudah menyiapkan berbagai infrastuktur mitigasi mulai dari adanya Desa Tangguh Bencana (Destana) juga sekolah tanggap bencana.
“Kami masih beraktifitas normal dan juga kordinasi dengan BPBD Sleman maupun BPPTKG DIY agar meningkatkan kewaspadaan,” kata Heri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Diserang Israel, Iran Sebut Fasilitas Nuklir Aman dan Siap Membalas dengan Rudal
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pemda DIY Perkuat Komitmen Antikorupsi
- Jadwal Terbaru KRL Jogja Solo, Lengkap dari Staisun Tugu hingga Palur, Jumat 19 April 2024
- Jadwal Baru KRL Solo Jogja Berangkat dari Stasiun Palur, Jumat 19 April 2024
- Jadwal Kereta Bandara YIA dan YIA Xprerss, Jumat 19 April 2024
- Jadwal KA Prameks Kutoarjo Jogja, Jumat 19 April 2024
Advertisement
Advertisement