Advertisement

Simbol Menjaga Budaya dan Mengharap Berkah dalam Jamasan Tombak Kyai Turunsih di Sleman

Fahmi Ahmad Burhan
Senin, 08 Oktober 2018 - 14:15 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Simbol Menjaga Budaya dan Mengharap Berkah dalam Jamasan Tombak Kyai Turunsih di Sleman Prosesi jamasan tombak Kyai Turunsih di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Senin (8/10 - 2018).Harian Jogja/Fahmi Ahmad Burhan

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Pemkab Sleman menggelar jamasan tombak Kyai Turunsih, Senin (8/10/18). Ketua Paguyuban Abdi Dalem Sleman, KMT Probowibowo, mengatakan berdasarkan paugeran atau aturan, jamasan pusaka seperti tombak Kyai Turunsih di Sleman baru bisa dilaksanakan setelah jamasan di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat selesai digelar. Hal ini berlaku karena Kyai Turunsih merupakan pusaka pemberian Kraton Ngayogyakarta.

"Jamasan dilakukan setahun sekali. Pusaka dijamas dengan air kembang, jeruk nipis serta minyak cendana," katanya, Senin. Jamasan dilakukan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman.

Advertisement

Selain Tombak Kyai Turunsih, benda lain yang dijamas yaitu songsong atau payung dan Dwija Mega Ngampak. Sebelumnya pusaka-pusaka tersebut disimpan di Gedung Pusaka Pemkab Sleman.

KMT Probowibowo mengatakan prosesi jamasan mempunyai makna manunggaling kawula gusti atau bersatunya masyarakat dengan pemimpin di Sleman. "Masyarakat dengan pemimpinnya menyatu," kata Probowibowo.

Menurutnya, dalam jamasan juga tersimpan makna mengharap berkah dengan melihat kondisi Sleman. "Sesuai letak dan kondisi Sleman yang ada Gunung Merapi, hal itu menjadikan Sleman sebagai wilayah yang subur sesuai pamor beras wutah di tombak Kyai Turunsih. Dengan kondisi seperti itu, Sleman merupakan penyangga sosio ekonomi DIY," ujar Probo.

Tombak Kyai Turunsih merupakan pusaka pemberian Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB X, kepada Kabupaten Sleman pada 1999, atau bertepatan dengan HUT ke-83 Kabupaten Sleman. Dahulu kala tombak Kyai Turunsih digunakan oleh prajurit Langenastran Bragada Mantrijero.

Kepala Dinas Kebudayaan Sleman, Aji Wulantara, mengatakan Tombak Kyai Turunsih sebagai simbol kultural pemberian Sri Sultan HB X. "Mengisyaratkan agar pemimpin dan masyarakat Sleman senantiasa mengedepankan nilai welas asih terhadap sesama sekaligus menjaga kondisi Sleman sebagai lumbung padinya DIY," kata Aji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus

News
| Jum'at, 26 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement