Advertisement

BPBD Gunungkidul Menilai Bencana Awal Penghujan Dinilai Tidak Parah

Herlambang Jati Kusumo
Selasa, 04 Desember 2018 - 18:37 WIB
Kusnul Isti Qomah
BPBD Gunungkidul Menilai Bencana Awal Penghujan Dinilai Tidak Parah Ilustrasi hujan - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Awal musim penghujan di tahun ini dinilai tidak begitu parah dampaknya dibanding tahun lalu. Terlambatnya musim penghujan dinilai menjadi salah satu alasannya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan jumlah kejadian pada awal musim penghujan kali ini dibanding 2017 lebih sedikit.

Advertisement

“Cenderung lebih sedikit bencana awal penghujan ini, semoga tidak bertambah. Tahun kemarin Oktober sudah hujan, kemudian November banjir dan disusul bencana lainnya, jadi lebih banyak tahun kemarin,” ujar Edy, Senin (3/12/2018).

Meski begitu ia mengungkapkan, saat ini berbagai persiapan dilakukan oleh pihaknya, untuk mengantisipasi bencana itu. Terutama pemberian edukasi kepada masyarakat bila mana bencana alam terjadi.

“Dari kami melakukan monitoring EWS [Early Warning System] yang dipasang di 30 titik. Tapi hasilnya bagaimana belum dapat kami sampaikan, saat ini masih dicek,” kata Edy.

Anggota Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops), BPBD, Gunungkidul, Parjiyanto megucapkan menurut catatan yang masuk di Pusdalops setidaknya ada tiga kejadian pada awal musim penghujan di November.

“Ada tiga kejadian pertama Senin [12/11/2018] berupa angina kencang di Bejiharjo, Karangmojo, mengakibatkan pohon tumbang yang sempat menganggu akses di dua titik, selain itu terdampak tujuh atap rumah yang rusak,” katanya.

Pada hari yang sama di Selang, Wonosari, satu rumah roboh akibat angina kencang. Kemudian pada Rabu (28/11/2018), terjadi tanah longsor di Desa Tileng, Girisubo, yang menyebabkan rumah rusak terkena longsoran.

Sementara Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG DIY, Djoko Budiyono mengatakan bila dibandingkan November, pada Desember nanti diprediksi ada peningkatan curah hujan.

“Seiring dengan penguatan musim hujan, maka dari segi intensitas dan frekwensi terjaidnya hujan akan mengalami peningkatan dari November ke Desember dan meningkat lagi pada Januari 2019, pada Januari juga diprediksi sebagai puncak musim hujan,” ujarnya.

Dengan meningkatnya hujan di Desember hingga Januari maka pihaknya menghimbau agar mewaspadai terjadinya bencana hidrometeorologi seperti, banjir, longsor, pohon tumbang, petir dan lain sebagainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Lowongan Kerja: Kemensos Buka 40.800 Formasi ASN 2024, Cek di Sini!

News
| Sabtu, 20 April 2024, 16:27 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement