Advertisement

Duh, Kasus Stunting, Dinkes Bantul Baru Intervensi Sekitar 30%

Ujang Hasanudin
Rabu, 12 Desember 2018 - 15:20 WIB
Arief Junianto
Duh, Kasus Stunting, Dinkes Bantul Baru Intervensi Sekitar 30% Ilustrasi-Penimbangan anak balita - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Bantul dinilai perlu menggencarkan kampanye zero stunting. Sayangnya, angka intervensi penanganan kasus stunting oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul hanya sekitar 30%.

Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Bantul, Anugrah Wiendyasari mengatakan angka intervensi penanganan kasus stunting yang dilakukan Dinkes Bantul hanya menyumbang sekitar 30%. Sisanya perlu intervensi dari sejumlah pihak karena kondisi lingkungan, kesejahteraan, pendidikan, dan ketersediaan air bersih juga mempengaruhi.‎

Advertisement

Oleh karena itu penanganan stunting pada tahun depan harus melibatkan lebih banyak organisasi perangkat daerah (OPD). Selain itu, dia berharap para orang tua yang memiliki balita untuk rajin menimbang anak di posyandu, puskesmas, atau pusat layanan kesehatan terdekat agar ketika terjadi kelainan pada anak segera teratasi.

Anugrah mengatakan angka stunting di Bantul dari tahun ke tahun sudah mengalami penurunan dari 12,1% pada 2015; menurun menjadi 10,98% di 2016; dan sampai akhir 2017 seanyak 10,41%.

Angka stunting 10,41%, diakui Anugrah masih dalam garis hijau atau batas aman karena secara nasional yang ditetapkan memang harus di bawah 20%.

Kendati begitu pihaknya terus berupaya menurunkan angka stunting. "Tidak ada target penurunan secara angka. Tapi tahun depan penanganan stunting menjadi salah satu program perioritas," kata Anugrah, Selasa (11/12/2018).

Beberapa program yang dilakukan, di antaranya adalah memperhatikan 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), mulai dari masa kehamilan, pemberian ASI esklusif, pemberian nutrisi sesuai usia, pemantauan tumuh kembang anak melalui posyandu, lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD), serta pemberian imunisasi, dan vitamin.

Anggota DPRD Bantul Setiya mengatakan Pemkab Bantul harus hadir untuk memastikan tidak ada kasus stunting. Menurut dia, zero stunting adalah salah satu upaya kongkrit mewujudkan kesejahteraan masyarakat. "Bisa dibayangkan bila generasi penerus terpapar stunting. Sebagai bangsa, kita akan tidak mampu berkompetisi dengan negara lain," kata Setiya.

Sekadar diketahui, stunting merupakan kondisi saat anak tidak tumbuh secara optimal. Biasanya ditandai dengan tinggi badan yang pendek dan kecerdasan yang rendah karena otaknya tidak bekembang. Penyebab utama stunting adalah gizi buruk dan lingkungan yang tidak kondusif untuk tumbuh kembang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kabar Duka: Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia

News
| Rabu, 24 April 2024, 08:14 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement