Advertisement
BUAH IMPOR BERFORMALIN : Apel, Pir & Anggur Impor Bisa Tahan Sebulan

Advertisement
[caption id="attachment_401677" align="alignleft" width="370"]http://www.harianjogja.com/baca/2013/04/30/buah-impor-berformalin-apel-pir-anggur-impor-bisa-tahan-sebulan-401668/buah-impor-ilustrasi-bisnis-indonesia" rel="attachment wp-att-401677">http://images.harianjogja.com/2013/04/BUAH-IMPOR-ilustrasi-Bisnis-Indonesia-370x246.jpg" alt="" width="370" height="246" /> Foto Buah Ilustrasi Impor
JIBI/Bisnis Indonesia/Endang Muchtar[/caption]
BANTUL—Penjualan buah impor mengandung formalin di DIY diduga telah terjadi bertahun-tahun.Tetapi hingga saat ini belum ada tindakan dari pemerintah.
Advertisement
Ketika Harian Jogja menelusuri pedagang buah impor di Jalan Bantul Senin (29/4).
Homsatun,23, salah seorang penjual buah menuturkan, telah tiga tahun berjualan buah impor di Jalan Bantul. Selama itu pula ia selalu puas dengan kualitas buah impor yang lebih awet dibanding buah lokal. Buah impor seperti apel, pir dan anggur menurut dia, tahan hingga satu bulan.
Dibanding buah lokal seperti jeruk dua hingga tiga hari sudah mulai keriput dan busuk.
“Kalau buah impor ini sampai ke pengecer saja dari negara asalnya setengah bulan, belum lagi ke tangan konsumen sekitar sebulan baru sampai dan masih awet. Sudah jualan di sini tiga tahun dari dulu awet seperti ini,” tuturnya.
Buah-buah impor itu kebanyakan didatangkan dari China. Selain itu ada dari Thailand seperti kelengkeng. Buah itu dikirim lewat pelabuhan Tanjung Perak Surabaya lalu didrop ke pasar buah seperti Gamping dan Giwangan. Lalu diedarkan ke pengecer-pengecer.
Homsatun mengaku tak mengetahui bila buah impor kemungkinan mengandung formalin, namun ia tak memungkiri bila buah-buah tersebut menggunakan obat pengawet yang kemungkinan disertakan oleh negara pengimpor.
“Kalau nggak pakai obat-obatan nggak mungkin bisa tahan lama, buah lokal saja dua hari sudah keriput,” katanya.
Homsatun menambahkan, saat ini harga buah impor melejit. Bila biasanya satu dus buah apel merah seberat 20 kilogram dibeli hanya Rp280.000 sejak sepekan terakhir naik hingga Rp870.000. Ia terpaksa menaikan harga jual ke konsumen.
“Sekarang satu dus baru habis sampai sepekan, dulu waktu belum naik satu hari sudah habis satu dus,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Harian Jogja melakukan uji sampel buah impor. Dari 13 buah yang diuji ke Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Jogja hanya ada satu yang bebas formalin atau pengawet mayat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Petugas Haji Diingatkan untuk Bekerja Penuh Cinta, Ikhlas dan Bijak Menggunakan Medsos
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Sempat Tak Digelar Karena Pandemi Covid, Ratusan Warga Jogodayoh Ikuti Merti Dusun
- Rekatkan Kekompakan, Ratusan Relawan di Bantul Ikuti Mancing Bersama
- Soal Sekolah Rakyat, Pemkab Bantul Tunggu Arahan Pemerintah Pusat
- Dapat Ancaman dari Debt Collector, Ini Layanan Aduan di Polres Gunungkidul
- Kegiatan Edrek Digelar di Festival Telaga Dondong Gunungkidul, Begini Tujuannya
Advertisement
Advertisement