Advertisement

19 GUNUNG API WASPADA : Merapi Masih Normal

Selasa, 04 Februari 2014 - 06:30 WIB
Sugeng Pranyoto
19 GUNUNG API WASPADA : Merapi Masih Normal Harian Jogja/Gigih M. HanafiGunung Merapi mengeluarkan asap sulfatara terlihat dari Desa Maguwoharjo, Sleman, Selasa (7 - 1). Asap sulfatara terus berembus seiring datangnya hujan di puncak gunung.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA - Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Jogja Subandriyo mengatakan kondisi Merapi saat ini dalam kondisi normal, tak ada aktivitas yang perlu peningkatan status seperti gunung berapi lainnya. “Terpantau aktivitas kegempaan sepi, jarang- jarang,” kata dia saat dihubungi Harian Jogja, Senin (3/2/2014).

Pernyataan Subandriyo menanggapi rilis yang dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang menyatakan ada 19 gunung berapi di Indonesia yang saat ini berstatus waspada.

Advertisement

Ia meminta masyarakat di sekitar lereng Merapi tak perlu ikut khawatir. Hujan deras yang masih terus mengguyur wilayah DIY saat ini, menurut dia, juga tak memicu letusan freatik seperti pada November 2013 lalu. Ia mengatakan, hujan kala itu memicu letusan freatik karena ada pelepasan gas yang tinggi di Merapi.

Gunung Sindoro, Jawa Tengah yang dua tahun lalu sempat mengeluarkan asam sulftara, lanjut dia, sejauh ini juga tidak terpantau menunjukan akan adanya indikasi aktivitas magmatik.

Subandriyo mengatakan, pantauan kegempaan di Merapi sekarang ini sudah dapat dapat dilakukan secara kontinu per menit dengan alat baru tiltmeter yang dipasang di daerah Pasar Bubrah. Alat itu diklaim lebih akurat untuk melihat deformasi lereng Merapi. Sehingga BPPTKG tidak sekadar mengandalkan alat konvensioanl seismograf, yang hanya bisa memantau kegempaan secara temporer.

Ia enggan membeberkan kondisi gunung berapi yang sekarang ini dinyatakan Waspada, termasuk Gunung Kelud meskipun melalui peralatan yang ada BPPTKG Jogja bisa ikut memantaunya. Pasalnya, itu menjadi kewenangan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk memaparkannya.

Hanya untuk erupsi Gunung Sinabung, ia melihat polanya sama ketika erupsi Merapi 2006. Saat itu, besarnya letusan Merapi memiliki skala tiga Volcanic Explosivity Index, sama dengan letusan Sinabung yang memuntahkan material 1,5 juta meter kubik. Sedangkan pada erupsi 2010, VIE kekuatan letusan Merapi adalah empat. “Jadi letusan Sinabung kemarin masih berada satu tingkat di bawah letusan Merapi 2010,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus

News
| Jum'at, 26 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement