Advertisement

Kisah Caleg yang Cemas Menunggu Hasil Perhitungan Suara

Bhekti Suryani
Sabtu, 12 April 2014 - 12:20 WIB
Nina Atmasari
Kisah Caleg yang Cemas Menunggu Hasil Perhitungan Suara JIBI/Harian Jogja/Desi SuryantoSejumlah perwakilan partai politik peserta pemilu mengikuti bimbingan teknis Tata Cara Pemungutan dan Penghitungan Suara serta Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara Pemilu 2014 di Gedung KPU Provinsi DIY di Jalan Ipda Tut Harsono, Yogyakarta, Selasa (25/02 - 2014). Bimbingan teknis ini bertujuan untuk menyamakan persepsi dan pemahaman akan tata cara dan mekanisme pemilihan umum yang benar, karena mekanisme pemilihan tahun ini dengan dicoblos, tidak dicontrreng seperti tahun 2009.

Advertisement

Pemilu Legislatif boleh berlalu. Namun mayoritas caleg yang menjadi peserta pemilu masih cemas menunggu hasil perhitungan suara yang akan memastikan nasib mereka lolos ke kursi legislatif atau tidak. Bagaimana mereka menunggu perhitungan suara? Berikut laporan Wartawan Harian Jogja Bhekti Suryani.  

Agung Laksmono belum bisa tenang meski Pemilu Legislatif sudah berlalu. Caleg dari Daerah Pemilihan (Dapil) 1 Kecamatan Bantul-Sewon itu masih penasaran apakah ia lolos dalam pertarungan di pesta demokrasi yang digelar 9 April lalu.

Advertisement

"Semuanya masih menunggu proses penghitungan suara, saya bahkan enggak tahu lolos apa enggak semuanya belum direkap," tuturnya di ruang Fraksi PKS Jumat (11/4/2014) siang. Raut wajah caleg incumbent itu tampak gelisah.

Sesekali Agung mengumbar senyum sembari bercerita tentang kegundahannya. "Basis massa saya itu di Banguntapan, tapi sekarang dapat dapil di Sewon-Bantul," imbuhnya.

Agung lalu menjelaskan kemungkinan ia lolos ke kursi DPRD yang selama ini ia duduki. "Semuanya tergantung suara partai, kalau suara banyak kursinya juga banyak, nanti diisi oleh caleg yang dapat suara banyak juga," katanya bersemangat.

Agung lalu beranjak dari tempat duduknya. Ia lantas menuju ruang Fraksi Golkar. Di sana, politisi PKS itu terlibat perbincangan serius dengan caleg incumbent dari Partai berlambang pohon Beringin Arni Tyas Paluvi.

Arni tampak lebih ceria. Sejak datang pertama kali ke gedung DPRD setelah pencoblosan 9 April, senyum di wajahnya terus mengembang. "Saya itu ikut jadi Dewan karena perjuangan, lolos enggak lolos tidak jadi beban, saya pasrah. Belum tahu sekarang saya dapat berapa suara," ungkap perempuan berkerudung itu.

Di sisi lain, Arni sejatinya tengah kesal, konstituennya "berkhianat" memilih caleg lain. "Gara-gara uang warga binaan saya habis, sekarang ini orang enggak melihat saudara atau bukan tapi uang," imbuhnya.

Lain Agung dan Arni, lain pula Aslam Ridha. Caleg DPRD DIY dari PKB Bantul itu rajin meng-update status di Blackberry Messenger (BBM) mengenai hasil perolehan suara. Aslam menulis di statusnya "Sementara di angka 16.100 vs 12.950".
Dengan perolehan angka sebesar itu, Aslam berpeluang melenggang mulus ke kursi DPRD DIY. "Insya Allah...[Lolos]," kata Aslam.

Kepada Harian Jogja Aslam pernah bercerita, ia merogoh biaya hingga Rp1 miliar untuk dapat lolos menjadi anggota DPRD DIY. Ia bahkan rajin merekrut tim sukses lewat jejaring sosial facebook. Pengguna facebook yang memasang foto dan namanya minimal dua hari di akun jejaring sosial itu, dihadiahi pulsa Rp25.000.

"Kami pakai hitung manual, data saksi-saksi dikompare dengan data hasil pleno PPS [Penyelenggara Pemungutan Suara]," paparnya menjelaskan hasil suara yang ia peroleh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas

News
| Rabu, 30 Oktober 2024, 07:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Makanan Ramah Vegan

Wisata
| Minggu, 27 Oktober 2024, 08:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement