Advertisement

Pengamat Burung Jogja Ajak Selamatkan Burung Migran

Uli Febriarni
Senin, 12 Mei 2014 - 14:35 WIB
Nina Atmasari
Pengamat Burung Jogja Ajak Selamatkan Burung Migran Harian Jogja/Desi SuryantoSejumlah aktivis pecinta burung yang tergabung dalam Paguyuban Pengamat Burung Jogja (PPBJ) mengajarkan kepada Alfi cara menggunakan binokular sebagai sarana pengamatan burung di kawasan Nol Kilometer Jogja, Minggu (11 - 5). Kampanye dan pengenalan habitat dan spesies burung/burung yang bermigrasi melewati Indonesia tersebut merupakan bagian dari peringatan World Migratory Bird Day 2014. Sejumlah burung seperti lanyang/layang Api dan Jalak Cina seringkali singgah di kawasan Nol Kil

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Puluhan aktivis Paguyuban Pengamat Burung Jogja (PPBJ) mengadakan aksi simpatik kampanye penyelamatan habitat burung migran di Indonesia, khususnya di wilayah Jogja dan sekitarnya.

Aksi yang rutin dijalankan serentak di seluruh dunia, pada minggu kedua Mei tersebut, menyoroti keberadaan habitat burung migran yang kini mulai terancam.

Advertisement

PPBJ digawangi oleh Biolaska dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Bionic Universitas Negeri Yogyakarta, Kelompok Pengamat Peneliti dan Pemerhati Burung Universitas Gajah Mada (KP3 burung UGM), Matala Biotama UGM, Yayasan Kanopi Indonesia, Yayasan Kutilan Indonesia, Kepak Sayap Universitas Negeri Surakarta, dan Raptor Indonesia (Rain). PPBJ memiliki pos pengamatan burung di Merapi, Pantai Trisik, Pantai Glagah, dan Gunungkidul.

Aksi yang dimulai sejak pukul 06.00-11.00 WIB tersebut mengajak masyarakat Jogja untuk ikut melestarikan keberadaan burung. Yang kerap menjadikan Jogja dan sekitarnya sebagai habitat mereka saat bermigrasi.

"Aksi kami lebih bersifat mengampanyekan penyelamatan burung, selain aksi, ada pameran foto, pembagian sticker dan leaflet, sosialisasi teknik pengamatan burung dengan binokular dan monokular," papar Setyo Prabowo, anggota Biolaska UIN Suka, pada Minggu (11/5/2014).

Beberapa lokasi di Jogja yang sering menjadi tempat habitat burung saat migrasi adalah rerimbunan pohon beringin di wilayah Gedung Agung Titik Nol Km Jogja.

Di rerimbunan tanaman beringin tersebut, pada musim migrasi, Oktober-Februari, dapat diamati keberadaan burung Jalak China, Layang-layang Asia dan Alap-alap Kawah. Mereka merupakan jenis burung yang berasal dari belahan bumi sebelah utara seperti Rusia, Tiongkok, Siberia, dan Hong Kong.

Habitat burung migran di Indonesia yang mulai terancam salah satunya di Kalimantan, Sumatera, terutama akibat pembukaan lahan sawit.

"Maka salah satu bentuk penyelamatan terakhir adalah adanya Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Taman Nasional. “Kami masih bersyukur, meski kami tak bisa menahan habitat mereka yang sudah dijadikan lahan komersial tersebut," jelas Faradlina Mufti, salah seorang peserta aksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement