Pengamat Burung Jogja Ajak Selamatkan Burung Migran
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Puluhan aktivis Paguyuban Pengamat Burung Jogja (PPBJ) mengadakan aksi simpatik kampanye penyelamatan habitat burung migran di Indonesia, khususnya di wilayah Jogja dan sekitarnya.
Aksi yang rutin dijalankan serentak di seluruh dunia, pada minggu kedua Mei tersebut, menyoroti keberadaan habitat burung migran yang kini mulai terancam.
Advertisement
PPBJ digawangi oleh Biolaska dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Bionic Universitas Negeri Yogyakarta, Kelompok Pengamat Peneliti dan Pemerhati Burung Universitas Gajah Mada (KP3 burung UGM), Matala Biotama UGM, Yayasan Kanopi Indonesia, Yayasan Kutilan Indonesia, Kepak Sayap Universitas Negeri Surakarta, dan Raptor Indonesia (Rain). PPBJ memiliki pos pengamatan burung di Merapi, Pantai Trisik, Pantai Glagah, dan Gunungkidul.
Aksi yang dimulai sejak pukul 06.00-11.00 WIB tersebut mengajak masyarakat Jogja untuk ikut melestarikan keberadaan burung. Yang kerap menjadikan Jogja dan sekitarnya sebagai habitat mereka saat bermigrasi.
"Aksi kami lebih bersifat mengampanyekan penyelamatan burung, selain aksi, ada pameran foto, pembagian sticker dan leaflet, sosialisasi teknik pengamatan burung dengan binokular dan monokular," papar Setyo Prabowo, anggota Biolaska UIN Suka, pada Minggu (11/5/2014).
Beberapa lokasi di Jogja yang sering menjadi tempat habitat burung saat migrasi adalah rerimbunan pohon beringin di wilayah Gedung Agung Titik Nol Km Jogja.
Di rerimbunan tanaman beringin tersebut, pada musim migrasi, Oktober-Februari, dapat diamati keberadaan burung Jalak China, Layang-layang Asia dan Alap-alap Kawah. Mereka merupakan jenis burung yang berasal dari belahan bumi sebelah utara seperti Rusia, Tiongkok, Siberia, dan Hong Kong.
Habitat burung migran di Indonesia yang mulai terancam salah satunya di Kalimantan, Sumatera, terutama akibat pembukaan lahan sawit.
"Maka salah satu bentuk penyelamatan terakhir adalah adanya Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Taman Nasional. “Kami masih bersyukur, meski kami tak bisa menahan habitat mereka yang sudah dijadikan lahan komersial tersebut," jelas Faradlina Mufti, salah seorang peserta aksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Mulai 1 Januari 2025 Semua Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Jogja Solo Selama Libur Nataru, 21 Desember 2024-5 Januari 2025, Naik dari Stasiun Tugu hingga Palur
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Sabtu 21 Desember 2024, Berangkat dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
- Jadwal KA Bandara YIA Kulonprogo-Stasiun Tugu Jogja, Sabtu 21 Desember 2024
- Jadwal DAMRI ke Malioboro, Pantai Parangtritis, Pantai Baron, Candi Prambanan dan Borobudur Magelang
- Prakiraan Cuaca di Jogja Sabtu 21 Desember 2024, BMKG: Potensi Hujan Terjadi di Seluruh DIY
Advertisement
Advertisement