Advertisement
Akhir November Puncak Hujan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA – Sepekan sudah hujan turun menyapa warga Jogja setelah musim kemarau panjang yang membawa suhu udara hingga mencapai 35 derajat C. Puncak musim penghujan diperkirakan akan berlangsung mulai akhir November 2014 hingga Januari 2015.
Selama sepekan lalu, hujan dengan intensitas menengah hingga cukup deras terjadi setiap hari, kontras dengan yang terjadi pada dua pekan sebelumnya. Di beberapa tempat, genangan mulai terjadi. Bahkan longsor skala kecil dan angin kencang juga sempat terjadi di sejumlah lokasi.
Advertisement
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Gatot Saptadi menyebutkan lembaganya telah menerima banyak laporan kejadian angin kencang dan longsor di sejumlah lokasi, di antaranya di Kecamatan Kaliurang-Sleman serta di Desa Gerbonsari dan Banjarsari – Kulonprogo.
“Sampai sekarang, hujannya masih tidak menentu. Kadang deras sekali. Kadang disertai panas. Nanti puncaknya pada akhir November hingga Januari,” ujar Gatot saat ditemui di Kantor BPBD DIY di Jl. Kenari, Jogja, Jumat (14/11/2014).
Memasuki musim penghujan, pihaknya meningkatkan kewaspadaan, antara lain dengan mengoptimalkan penggunaan peralatan early warning system (EWS) yang ditempatkan di beberapa lokasi di DIY. Di Sleman, ujarnya, pihaknya memiliki 13 unit EWS dan di Kota Jogja sebanyak 12 unit.
Gatot dan jajarannya sudah memetakan risiko di DIY. Hasilnya, sebanyak 60% wilayah DIY berpotensi bencana. Paling tidak ada 16 kecamatan yang berpotensi longsor dan 15 kecamatan yang berpotensi banjir. Kemudian, sebanyak 32 kecamatan berpotensi mengalami pergerakan tanah dengan intensitas menengah dan menengah–tinggi dengan potensi banjir bandang.
Khusus di DIY, potensi bencana banjir terbagi menjadi dua, yakni banjir air biasa dan banjir lahar hujan dari Gunung Merapi. Saat ini, pihaknya terus memantau sejumlah sungai yang melalui wilayah DIY yang berpotensi banjir dengan membawa material lahar dari Gunung Merapi.
Dia mengemukakan bahwa hingga saat ini dengan curah hujan di atas 50 mm, belum ada kejadian banjir lahar hujan di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Hal itu berbeda dengan kondisi 2010 ketika Merapi baru saja meletus. Ketika itu, ujarnya, banjir lahar dapat terjadi meski curah hujan hanya berkisar di angka 20 mm-30 mm.
“Yang saya khawatirkan, begitu terjadi longsor, maka lahar yang sekian banyaknya ini turun semua. Semoga tidak terjadi.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Rangers Pidie Aceh Meninggal Seusai Diamuk Gajah Liar, Konflik Gajah Harus Segera Diselesaikan
Advertisement

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- 800 Ribu Wisatawan Ditarget Mengunjungi DIY Selama Libur Natal dan Tahun Baru
- Ade Armando Ditantang Debat Ilmiah Soal Keistimewaan DIY
- Top 7 News Harianjogja.com Hari Ini, Kamis 7 Desember 2023: Fungsional Tol Jogja-Solo hingga Nilai Ekspor DIY
- Dispar DIY Siapkan Ini untuk Sambut Wisatawan Selama Libur Nataru
- Prabowo-Gibran Peroleh Amunisi Dukungan dari Relawan RKB DIY
Advertisement
Advertisement