Advertisement
Kualitas Guru PAUD Rendah, Ini Dampaknya
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Kapasitas sumber daya manusia (SDM) Pendidik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kecamatan Girimulyo dinilai rendah. Akibatnya sebagian besar anak tidak mengalami perubahan berarti setelah mengikuti PAUD.
Ketua Pusat Kegiatan Gugus (PKG) PAUD Girimulyo Bandi mengungkapkan minimnya kemampuan SDM bukan disebabkan jumlah tenaga pengajar yang kurang, melainkan tingkat pendidikan pendidik belum memenuhi persyaratan.
Advertisement
“Seharusnya S1 PAUD, namun kenyataannya masih banyak yang lulusan SMA, bahkan SMP,” ujarnya di sela-sela kegiatan workshop bagi guru TK dan PAUD di UPTD Dikdas Girimulyo, Senin (24/11/2014).
Diuraikannya, Girimulyo memiliki 19 TK dan 55 PAUD dengan jumlah guru TK 36 orang dan pendidik PAUD sekitar 165 orang. Dari jumlah tersebut, sebutnya, hanya 10% yang sudah memenuhi persyaratan pendidikan standar atau mengenyam pendidikan S1.
Ia menuturkan, dampak dari minimnya kapasitas SDM adalah pengajaran tidak terlalu berpengaruh terhadap perilaku anak. Menurutnya, masih banyak orangtua yang mengeluhkan anak-anak yang ikut PAUD belum menunjukkan perubahan, misal dari segi kemandirian.
Ketua Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Girimulyo Kristi Yuliani mengatakan pendidik masih bergantung pada alat ajar, padahal ketersediaan alat ajar yang diperbantukan dari pemerintah juga terbatas.
“Hanya sekitar lima lembaga yang mendapat bantuan setiap tahun sehingga kami harus menggilir bantuan,” terangnya. Tidak hanya itu, pendidik juga masih kesulitan dalam mempersiapkan bahan ajar karena keterbatasan waktu.
Dijabarkannya, untuk mempersiapkan bahan ajar pendidik harus memiliki waktu beberapa jam sebelum pembelajaran dimulai. Tujuannya memastikan jenis permainan yang akan diberikan kepada anak.
“Itu ada hitung-hitungan idealnya, misal sepuluh anak harus disiapkan enam jenis permainan di areal yang sama,” jelas Kristi.
Sejauh ini, usaha dari Himpaudi dan Dinas Pendidikan untuk mengoptimalkan kapasitas SDM pendidik PAUD melalui pendidikan dan pelatihan (diklat), akan tetapi hasilnya pun bergantung pada masing-masing SDM.
“Kalau memang pendidik memiliki niat yang baik ia akan meningkat kapasitasnya dalam mengajar,” imbuh dia.
Untuk praktik kegiatan belajar mengajar, kata Kristi, pendidik diarahkan untuk memanfaatkan bahan ajar dari alam sehingga tidak selalu bergantung pada bantuan dari pemerintah. Sementara dalam pengembangan metode belajar, pendidik diarahkan untuk memakai dolanan dan tembang anak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Peringkat Indonesia Bisa Lewati 7 Negara jika Menang Lawan Irak dan Filipina
- Korban Meninggal Banjir Lahar Hujan Gunung Marapi Sumbar Bertambah Jadi 58 Jiwa
- Jelang Waisak, 40 Biksu Jalani Ritual Thudong Dilepas dari TMII ke Borobudur
- Mbuh Piye Carane, KIM bakal Munculkan Sosok untuk Pilwalkot Semarang 2024
Berita Pilihan
Advertisement
Mahkamah Pidana Internasional Diminta Tegas Bertindak Terhadap Israel
Advertisement
Tidak Hanya Menginap, Ini 5 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan di Garrya Bianti Yogyakarta
Advertisement
Berita Populer
- Buntut Kericuhan di Jogja, Satu Pelajar Bawa Pil Koplo Diperiksa Satresnarkoba
- Forkom PAC PDIP Jogja Dukung Calon Walikota dan Wakil Walikota dari Kader Banteng Sejati
- Survei Muda Bicara ID, Politik Uang Masih Diminati Sebagian Masyarakat Kota Jogja
- Haedar Nashir Angkat Bicara Soal Tawuran yang Melibatkan Sekolah Muhammadiyah di Jogja
- Bakal Dipagari, Alun-alun Sewandanan Pakualaman Dipastikan Bersih Dari Aktivitas Komersial
Advertisement
Advertisement