Advertisement

PELUANG USAHA : Kisah Wafiq dan Fadil Memulai Usaha Produksi Alat Musik Ukulele

Kusnul Isti Qomah
Senin, 02 November 2015 - 23:20 WIB
Nina Atmasari
PELUANG USAHA : Kisah Wafiq dan Fadil Memulai Usaha Produksi Alat Musik Ukulele Wafiq Giotama. (Harian Jogja - Kusnul Isti Qomah)

Advertisement

Peluang usaha alat musik ukulele dilirik oleh dua pemuda

Bisnis.com, SLEMAN — Dunia musik mampu memberikan peluang usaha bagi yang mau menekuni. Tak melulu harus menjadi pemusik atau penyanyi, tetapi bisa juga dengan memproduksi instrumen musik seperti ukulele.

Advertisement

Salah satu produsen ukulele di DIY adalah Pelem Ukulele yang memiliki workshop di Jalan Ngipiksari, Banguntapan, Bantul. Produk ini digawangi Wafiq Giotama dan Fadil Firdaus sejak 2010. Sembari tetap memproduksi ukulele, mereka meluangkan waktu dua tahun untuk riset mengenai seluk beluk ukulele.

“Kami ingin menghasilkan produk terbaik. Riset kami lalukan secara online. Kami belajar banyak hal,” ujar Wafiq ketika ditemui di Superhotspot, Jalan Kaliurang km 4,5, Sleman, Minggu (1/11/2015) sore.

Pria kelahiran 24 Juni itu mengatakan, ia memilih bisnis ukulele karena diawali kesukaannya bermain musik. Suatu saat, dia bertemu dengan Fadil yang suka ukulele dan ingin membuat sendiri. Mereka  pun akhirnya bekerja sama mewujudkan Pelem Ukulele.

Nama Pelem Ukulele diambil karena sejak awal ingin menggunakan kayu pohon mangga sebagai bahan dasar.

“Harapannya nantinya tidak memotong hasil hutan tetapi kebun. Tapi, kami memang masih memakai kayu produksi hutan. Untuk menjaga kelestarian hutan, kami memastikan kayunya legal dari Perhutani,” jelas dia.

Ada pun kayu yang digunakan antara lain mahoni, jati, akasia, mangga, sonokeling. Hasil riset panjang sangat bermanfaat bagi  mereka untuk mengetahui karakteristik kayu yang digunakan dan bagaimana perlakukan yang tepat.

Mereka juga memahami bagaimana menghasilkan suara yang bagus. “Setiap pekerja bisa menyetel suara sesuai yang diinginkan. Tapi, tetap kami periksa hasilnya,” kata dia.

Ia memanfaatkan media sosial dan website untuk berjualan. Ia juga rajin memposting video di youtube dengan channel Pelem Ukulele. Diusahakan, selalu ada video baru setiap minggunya. Sasarannya tidak hanya pasar lokal tetapi juga mancanegara.

Untuk pasar lokal, kebanyakan konsumennya berasal dari Jakarta dan Bandung. Sementara, pelanggan dari luar negeri kebanyakan berasal dari Amerika Serikat, Belgia, Hongkong, Kanada. Pemesanan dari luar negeri biasa dilakukan melalui email.

Ia mengatakan, kebanyakan pelanggannya merupakan pegawai kantoran dan mahasiswa. Selain itu, ada pula  musisi seperti musisi asal Italia Fransesco. Perbandingannya, 60% pekerja dan mahasiswa, 30% musisi, dan 10%  kolektor. “Rencananya, Toh Pati juga ingin ambil satu dari kami. Tapi belum  pasti,” ujar dia.

Setiap bulan, Pelem Ukulele bisa menghasilkan 30 sampa 40 buah ukulele. Di Satu ukulele membutuhkan waktu tiga hingga empat minggu untuk dibuat. Ada empat orang pekerja yang membantu membuat ukulele. Omzet rata-rata per bulan antara Rp20 juta sampai Rp30 juta. Harga yang dipatok berbeda-beda.

Untuk harga lokal mulai dari Rp2,25 juta hingga Rp7,5 juta sementara harga untuk pasar luar negeri mulai dari Rp4,5 juta untuk yang ready stock dan Rp15 juta untuk yang custom.

Ukulele yang dibuat bermacam-macam tergantung dari ukuran mulai dari soprano, konser, tenor, dan bariton. Semakin besar ukuran semakin terasa bass-nya. Suara yang dihasilkan juga berbeda-beda tergantung dari bahan yang digunakan. Begitu juga harga.

Jenis kayu menentukan harga karena setiap kayu memilikikarakter yang berbeda yang memerlukan perlakuan khusus. Mulai dari cara memotong hingga menghaluskan.

“Pesanan yang banyak untuk ukulele dari mahoni karena harganya terjangkau. Biasanya yang memesan para pemula,” jelas dia.

Agar bisa bersaing di dunia bisnis, produk yang ada selalu dikembangkan. Ia berusaha mempertahankan idealismenya dengan menyajikan hasil akhir natural tanpa cat warna-warni. Menurutnya, serat kayu sendiri merupakan seni yang tinggi dan bagus. “Kayunya sudah bagus. Sudah menarik,” jelas dia.

Ia berencana untuk membuat ukulele bertuah dengan menggunakan kayu bertuah seperti cendana. Pelem Ukulele kental degan kultur Jawa. Sehingga, ide untuk membuat ukulele bertuah muncul dan akan segera direalisasikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Nikita Mirzani Diborgol Saat Hadiri Sidang di PN Jaksel

News
| Selasa, 01 Juli 2025, 11:57 WIB

Advertisement

alt

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah

Wisata
| Senin, 30 Juni 2025, 06:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement