PERIKANAN DIY : Angka Konsumsi Ikan Meningkat Tapi Masih Dibawah Nasional

Redaksi Solopos

Selasa, 09 Februari 2016 - 07:20 WIB

Mediani Dyah Natalia

PERIKANAN DIY : Angka Konsumsi Ikan Meningkat Tapi Masih Dibawah Nasional

Perikanan DIY untuk konsumsi ikan terus digalakan.

Harianjogja.com, JOGJA - Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta (DKP DIY) berupaya meningkatkan konsumsi ikan masyarakat melalui kampanye gemar ikan, sosialisasi, dan lomba masak ikan.

"Upaya itu dilakukan dengan tujuan untuk membangun kesadaran gizi individu dan kolektif masyarakat agar gemar mengkonsumsi ikan," kata Kepala Bidang Bina Usaha Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislautkan) DIY Bayu Mukti Sasongko seperti dikutip dari Antara, Senin (8/2/2016).

Dengan demikian, kata dia, dapat meningkatkan permintaan terhadap produk perikanan sehingga diharapkan berimplikasi pada peningkatan konsumsi ikan nasional dan meningkatkan asupan gizi yang berasal dari ikan.

Menurut dia, sosialisasi dan promosi gemar makan ikan itu secara terus menerus dilakukan sebagai salah satu investasi pemerintah melalui sumber daya manusia karena investasi pada gizi dapat membantu memutus lingkaran kemiskinan dan meningkatkan PDB negara 2-3% per tahun.

"Ada pun sasaran sosialisasi dan promosi kepada konsumen kami petakan dalam tiga strata yakni sasaran konsumen strata atas sebesar 12 persen, strata menengah 47 persen, dan strata bawah 41 persen," katanya.

Kepala Bidang Perikanan Dislautkan DIY Suwarman Partosuwiryo mengatakan tingkat konsumsi ikan di DIY dari tahun ke tahun mengalami peningkatan meskipun saat ini masih di bawah rata-rata per kapita/tahun nasional yang telah mencapai 38,78 kg per kapita/tahun.

Menurut dia, DIY pada 2012 tingkat konsumsi ikan 14,54 kg per kapita/tahun, 2013 naik menjadi 21,71 kg per kapita /tahun, dan 2014 naik sedikit menjadi 21,74 kg per kapita/tahun.

"Peningkatan konsumsi makan ikan juga diimbangi naiknya produksi perikanan budi daya yang pada 2015 mencapai 67.000 ton dan perikanan tangkap mencapai 5.560 ton," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News