Advertisement

KANTONG PLASTIK BERBAYAR : Perajin Bisa Diberdayakan untuk Kurangi Sampah Plastik

Rabu, 02 Maret 2016 - 19:20 WIB
Nina Atmasari
KANTONG PLASTIK BERBAYAR : Perajin Bisa Diberdayakan untuk Kurangi Sampah Plastik Kader Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) membuat kerajinan tangan tas daur ulang dari sampah plastik bungkus kopi dan minuman di Balai Desa Jombok, Ngoro, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (7/11/2015). Tas daur ulang dari sampah tersebut dijual Rp100.000/buah sampai Rp250.000/buah tergantung tingkat kesulitannya. (JIBI/Solopos/Antara - Syaiful Arif)

Advertisement

Kantong plastik berbayar mulai diberlakukan di sejumlah toko modern

Harianjogja.com, JOGJA- Lembaga Konsumen Yogyakarta (LKY) Daerah Istimewa Yogyakarta mengatakan para perajin di perdesaan dapat diberdayakan untuk membuat tas belanja alternatif untuk mendukung pengurangan penggunaan plastik.

Advertisement

"Kalau plastik berbayar itu hanya salah satu cara saja dalam rangka mengurangi penggunaan plastik, masih banyak cara lain," kata Ketua Lembaga Konsumen Yogyakarta (LKY) Saktyarini Hastuti, Selasa (1/3/2016).

Menurut Saktyarini para perajin yang banyak tinggal di pedesaan justru telah memiliki kearifan lokal menggunakan kantong atau tas belanja dari bahan alam atau bahan ramah lingkungan lainnya.

"Mereka malah masih memiliki kearifan lokal dengan menggunakan kantung dari anyaman bambu, pandan atau bahan lainnya," kata dia.

Oleh sebab itu, menurut dia, para perajin perlu digandeng oleh instansi pemerintah maupun lembaga terkait di antaranya dengan memfasilitasi pemasaran penjualan tas belanja yang mereka buat di toko-toko modern.

"Di beberapa toko di Jogja saya lihat sudah ada yang menjual tas belanja nonplastik dengan harga murah," kata dia.

Saktyarini menilai kesadaran konsumen mengurangi penggunaan plastik memang perlu terus ditingkatkan baik melalui kebijakan plastik berbayar atau cara lainnya karena yang terpenting ialah perubahan perilaku pada konsumen.

"Minimal mengurangi penggunaan plastik, meski bisa jadi tidak signifikan apalagi harga [palstik] yang ditentukan hanya Rp200," kata dia, seperti dikutip dari Antara.

Namun demikian, paling tidak, menurut dia, langkah awal pengurangan penggunaan plastik itu dapat disosialisasikan mulai dari konsumen di perkotaan hingga di perdesaan.

"Bisa saja menggunakan kader-kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga [PKK] atau Posyandu yang keberadaannya ada hingga pelosok perdesaan," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Selama Jadi Presiden, Jokowi Tambah Hutang Indonesia hingga Rp6.291 Triliun

News
| Minggu, 10 Desember 2023, 18:27 WIB

Advertisement

alt

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul

Wisata
| Rabu, 06 Desember 2023, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement