Advertisement
ENERGI ALTERNATIF : Biogas Disalurkan ke 90 Warung Makan di Pantai Baru, Ini Manfaatnya

Advertisement
Energi alternatif berupa biogas dimanfaatkan pedagang makanan.
Harianjogja.com, BANTUL -- Pengembangan biogas yang dihasilkan dari kotoran Sapi di Dusun Ngentak, Poncosari, Srandakan, Bantul ternyata mampu mencukupi kebutuhan bahan bakar gas bagi sejumlah warung makan dan warga masyarakat sekitar.
Advertisement
Sejak diinisiasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2011, hingga saat ini pengelolaan biogas di yang dikelola oleh kelompok ternak ‘Pandan Mulyo’ tersebut sudah memiliki empat tangki Digester yang berfungsi untuk menampung biogas.
Pengelola Biogas kelompok tani ‘Pandan Mulyo’ Hanindiyo, mengatakan, meskipun susah menghitung berapa hasil biogas yang dapat dihasilkan oleh empat tangki tersebut, selama ini kebutuhan bahan bakar gas bagi warung-warung makan dan kebutuhan bahan bakar gas bagi warga sekitar sudah tercukupi.
“Kurang lebih hasil biogas ini sudah dimanfatkan oleh 90-an warung makan yang ada di pinggir pantai Baru itu, dan hampir 30-an warga. Karena proses fermentasi kotoran sapi yang cepat serta stok kotoran yang cukup maka biogas terus bisa diproduksi,” katanya, Senin (20/6/2016).
Menurut dia untuk penyaluran biogas, pengelola telah memasang pipa-pipa yang menjadi jalur distribusi menuju seluruh rumah dan warung milik warga, dan hanya cukup menggunakan keran untuk membuka dan menutup aliran biogas.
Karena hasil biogas tidak berbahaya seperti gas elpiji, maka pipa yang digunakan pun hanya pipa biasa hanya saja tetap dipilih yang berbahan kuat untuk mengantisipasi kebocoran biogas dalam penyaluran.
“Penyaluran hanya menggunakan pipa biasa ini, seperti pipa air tapi kita pilih kualitas yang lbih bagus untuk mengantisipasi kebocoran,” ujar Hanin.
Ia menjelaskan untuk mengisi empat tangki digester tersebut setidaknya dalam satu hari membutuhkan kurang lebih sebanyak 600 kilogram kotoran sapi. Namun karena banyaknya hewan ternak sapi yang dikelola mencapai 200 hewan maka setidaknya kotoran sapi yang dihasilkan mencapai 1,5 ton dan sudah sangat mencukupi untuk tiga kali proses produksi biogas setiap harinya.
“Untuk memanfaatkan biogas ini, para pedagang dan masyarakat hanya dibebani iuran Rp 10.000 per bulan untuk biaya perawatan, maka dari itu jika dibandingkan menggunakan elpiji penggunaan biogas ini jauh lebih ekonomis,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Jumlah Penumpang KRL Jogja-Solo Terus Meningkat, Capai 27 Ribu Orang per Hari
- Petinggi Relawan Bepro Sambangi Yuni Astuti, Apresiasi Banyak Pemuda DIY Gabung ke Prabowo-Gibran
- Prakiraan Cuaca DIY Hari Ini, Potensi Hujan Lebat Terjadi Malam Hingga Dini Hari
- Mudah! Begini Cara Membeli Tiket KA Bandara YIA
- Jadwal Kereta Bandara YIA-Stasiun Tugu Jogja, Minggu 2 Desember 2023
Advertisement
Advertisement