Advertisement

TIONGHOA JOGJA : Filosofi Naga Sebagai Perpaduan Sembilan Binatang

Bernadheta Dian Saraswati
Kamis, 23 Juni 2016 - 07:55 WIB
Mediani Dyah Natalia
 TIONGHOA JOGJA : Filosofi Naga Sebagai Perpaduan Sembilan Binatang Patung naga diletakkan di bagian atas Klenteng Poncowinatan, Rabu (11/5/2016). Naga diyakini sebagai binatang tertinggi karena merupakan perpaduan dari sembilan binatang. (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI - Harian Jogja)

Advertisement

Tionghoa Jogja mengenai makna arsitektur Klenteng Poncowinatan

Harianjogja.com, JOGJA-Binatang naga diyakini sebagai binatang suci bagi masyarakat Tionghoa. Patung dan gambarnya selalu ditemui di klenteng-klenteng, salah satunya Klenteng Poncowinatan jogja.

Advertisement

Di klenteng ini, empat patung naga diletakkan di bagian gunungan klenteng secara berhadap-hadapan. Gambar naga juga terdapat di bagian pintu dan setiap tiang yang ada di klenteng tersebut.

Pengurus Klenteng Poncowinatan Margomulyo mengatakan, khusus untuk menghiasi pintu klenteng, gambar naga dilukiskan di sisi kanan. Sementara pada pintu kiri dilukiskan gambar harimau.

“Keduanya melambangkan unsur Yin dan Yang, pagi dan malam,” kata Margo ditemui Harian Jogja di klenteng, Rabu (11/5/2016).

Naga sendiri menurutnya merupakan binatang kelas tertinggi karena merupakan perpaduan dari sembilan binatang yang ada di dunia. Meski wujudnya seperti ular, namun naga memiliki empat kaki seperti harimau dengan cakar yang tajam seperti burung rajawali, tanduk seperti rusa, kepala seperti unta, sisik seperti ikan, mata tajam seperti siluman, telinga lembu, dan perut seperti tiram. Karena itu, naga diidentikkan dengan angka sembilan karena merupakan kombinasi dari sembilan makluk lainnya.

“Dalam keyakinan kedewaan, naga adalah tunggangan Dewi Kwan Im kalau mau kemana-mana,” kata Margo.

Beberapa cerita yang beredar di masyarakat juga merujuk pada hal itu.

“Ada cerita orang motret dari pesawat menangkap gambar Dewi Kwan Im berdiri di atas kepala naga. Tapi cerita seperti ini memang belum bisa dibuktikan,” ujar dia.

Sebagai binatang tertinggi, masyarakat Tionghoa dan umat yang bersembahyang di klenteng berharap agar naga yang diletakkan di klenteng memberikan pengayoman kepada umat yang berdoa di klenteng.
Selain naga, binatang lain yang juga mendapat penghormatan tertinggi adalah burung phoenix, kilin, dan kura-kura. Namun, naga tetap dipercaya sebagai binatang yang paling perkasa dan kuat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Rangers Pidie Aceh Meninggal Seusai Diamuk Gajah Liar, Konflik Gajah Harus Segera Diselesaikan

News
| Kamis, 07 Desember 2023, 21:57 WIB

Advertisement

alt

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul

Wisata
| Rabu, 06 Desember 2023, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement