Advertisement
TRADISI BANTUL : Warga Pokoh Memandikan Ternak Menjelang Iduladha

Advertisement
Tradisi Bantul di Dusun Pokoh, warga melakukan ritual memandikan hewan ternak jelang Iduladha
Harianjogja.com, BANTUL--Menjelang Hari Raya Idul Adha, warga Dusun Pokoh II, Desa Dlingo, Kecamatan Imogiri, Bantul melakukan ritual Guyangan Rojokoyo. Ritual tersebut adalah ritual memandikan hewan ternak untuk mendapatkan keberkahan.
Advertisement
Minggu (4/9/2016), Puluhan ternak yang terdiri dari 25 sapi dan belasan kambing dituntun pemiliknya untuk ikut serta dalam kirab budaya yang menjadi salah satu rangkaian acara merti Dusun Pokoh II. Ternak-ternak terSebut dimandikan mengunakan air kembang dan diberikan makanan hasil bumi supaya suci jika digunakan berkurban.
Tradisi tersebut dinamakan “Guyangan Rojokoyo” yang memiliki arti ternak sebagi raja penghasilan, karena salama ini memang menjadi penghasilan utama warga.
Rangkain prosesi tersebut sebelumnya diawali oleh Sesepuh Dusun Pokoh II, Legiman dengan membacakan doa berbahasa Jawa dan diakhiri dengan doa berbasa Arab. Inti doanya adalah untuk mendapatkan berkah dari yang maha kuasa untuk semua warga Dusun Pokoh II, Khusunya para hewan ternak dan pemiliknya.
Usai berdoa Legiman kemudian mengambil air kembang yang didapat dari sumber mata air Dusun Pokoh II. Satu persatu kepala sapi dan kambing dia cipratkan air kembang dengan berbekal ranting daun dadap. Semua hewan nampak anteng saat dicipratkan air kembang.
Setelah itu, sang pemilik hewan ternak mengambil makanan untuk ternaknya masing-masing. Makan itu diambil dari sebuah gunungan yang berisikan nasi, palawija dan sayuran hasil bumi Dusun Pokoh II.
Bersambung halaman 2
Legiman menjelaskan rangkaian prosesi tersebut merupakan bentuk rasa syukur terhadap Tuhan Yang Esa. Hal itu sudah menjadi tradisi sejak lama yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Pokoh, kini mencoba dilestarikan kembali sejak dua tahun yang lalu.
“Kurang lebih sudah dilakukan sejak 1610 dan kini selama dua tahun terakhir coba kami adakan rutin,” ujarnya.
Lanjut dia, tradisi nenek moyang di Dusun Pokoh II, setiap delapan bulan sekali memandikan hewan. Hal itu dimaksudkan agar ternak selalu sehat, dimandikan dengan air kembang supaya ternak terhindar dari berbagai penyakit. “Biar tidak ada lalat, dan kutu yang menempel,” ungkapnya.
Legiman menceritakan dahulu usai dimandikan, hewan akan diberikan wewangian berupa minyak kelapa. Namun karena sudah sulit memperoleh minyak kelapa kini hewan ternak diberikan minyak wanggi pada umumnya.
Selain itu dia menceritakan jika dulu nenek moyang mereka setelah memandikan ternak, lalu lanjut menggembala ternak hingga berhari-hari dengan membawa bekal dari rumah.
Salah seorang pemiliki hewan ternak yang mengikuti Guyangan Rojokoyo, Suwardi mengaku antusias dengan adanya tradisi yang coba dihidupkan kembali selama dua tahun terakhir. Dia berharap dengan adanya tradisi tersebut akan memperoleh barokah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Menurutnya mengikuti Guyangan Rojokoyo agar hewan-hewan ternak miliknya selalu sehat dan selamat hingga anak keturunanya. ”Kalau ikut Guyangan, nanti yang mendoakan banyak. kalau menurut agama jika yang mendoakan lebih dari 40 orang diyakini doanya menjadi makbul. Jadi ternaknya biar dapat berkembang biak dan menjadi berkah,” paparnya.
Suwardi membawa tiga sapi dan satu kambing miliknya untuk ikut Guyangan Rojokoyo. Tahun lalu setelah mengikuti Guyangan Rojokoyo, dia mengkurbankan satu sapinya. Pada tahun ini rencanya Suwardi juga akan mengkurbankan satu sapinya kembali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Dispar DIY Genjot Kunjungan Wisatawan di Desember Ini
- Tak Melulu di Malioboro, Dispar DIY Sebut Desa Wisata Kini Jadi Favorit Wisatawan
- Tak Kantongi Izin Kepolisian, Empat Agenda Kampanye di Jogja Batal
- DP3AP2KB Beberkan Penyebab Stunting di Kota Jogja
- 10 Kandidat Pemilu Jogja Diduga Langgar APK, Paling Banyak di Umbulharjo
Advertisement
Advertisement