Advertisement
RESTORASI GUMUK PASIR : Usai Penggusuran, Warga Cemoro Sewu Dirikan Dapur Umum
Advertisement
Restorasi gumuk pasir menggusur rumah-rumah warga di kawasan Pantai Cemoro Sewu
Harianjogja.com, BANTUL-Eksekusi telah usai. Tapi penyiapan lahan relokasi belum selesai. Warga Cemoro Sewu yang terdampak penataan zona inti gumuk pasir kini hanya bisa menunggu. Apa yang mereka lakukan sembari menunggu kepastian nasib dari pemerintah?
Advertisement
Baca juga : http://harianjogja.com/?p=776346" target="_blank">RESTORASI GUMUK PASIR : 2 Alat Berat Diterjunkan untuk Merobohkan Bangunan di Pantai Cemoro Sewu
Asap mengepul dari nasi yang ditanak di sebuah panci. Seolah abai terhadap kepulan asap itu, tiga orang ibu rumah tangga tampak riuh berbincang di sekitar tungku.
Tungku itu sendiri, baru beberapa jam yang lalu dibuat oleh para lelaki yang kemungkinan besar adalah para suami mereka. Batu, batako dan tumpukan kayu dari puing reruntuhan mereka jadikan bahan utama membuat tungku.
Di sudut yang lain, lima anak tampak ceria bermain. Entah apa yang mereka mainkan, tawa polos mereka seolah menjadi penghibur bagi ibu-ibu rumah tangga yang sesekali masih tampak murung dan termenung.
Ya. Tenda biru yang sengaja mereka dirikan di kawasan sisa gusuran itu kini adalah menjadi pusat aktivitas mereka. Dapur umum, begitu mereka menyebutnya. “Dapur umum itu adalah sumbangan dari kawan-kawan mahasiswa. Ada juga sumbangan dari kotak amal yang kita pasang di tengah jalan. Lumayan, sejak kemarin [14/12] kami bisa peroleh Rp500 ribu ,” kata salah satu warga, Susanto, Kamis (15/12/2016).
Sementara di reruntuhan, beberapa warga tampak sibuk memilah barang yang setidaknya masih mereka anggap berharga. Balok kayu, bilah papan, serta batako yang masih utuh mereka ambil dan pisahkan dari tumpukan material lain yang sudah terlihat luluh lantak.
Tak banyak yang bisa mereka lakukan sekarang. Setelah rumah mereka diruntuhkan oleh dua alat berat milik pemerintah saat proses eksekusi, Rabu (14/12/2016) lalu, tak ada yang bisa mereka perbuat selain mengais sisa mimpi yang sudah mereka bangun puluhan tahun di kawasan itu.
Kini, mimpi itu harus kembali dibangun, dengan atau tanpa bantuan pemerintah. Tapi, tanpa rumah untuk berteduh, jelas itu menjadi hal yang tak mudah.
Padahal, mereka tengah menikmati separuh mimpi itu yang sudah terealisasi. Wisata gumuk pasir, misalnya. Objek wisata yang menjual keeksotisan hamparan pasir pantai itu memang nyaris tak pernah sepi.
Selalu ada saja yang berkunjung ke sana. Bahkan ketika wilayah itu tengah gencar diberitakan di media massa, pengunjung tetap saja setia ke sana. Inilah yang lantas menjadikan wilayah Cemoro Sewu menjadi surga baru bagi warga yang puluhan tahun berada di sana.
“Tapi dengan kondisi seperti ini, sulit sekali bagi saya untuk memulai dari awal,” gerutu Parwanto, salah satu pengelola sekaligus perintis wisata gumuk pasir di Cemoro Sewu sambil mengumpulkan material berharga dari tumpukan puing bangunan rumahnya yang sudah rata dengan tanah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jogja, Kamis 28 Maret 2024
- BEA CUKAI: Mari Bersama-sama Gempur Rokok Ilegal
- Jadwal Kereta Api Prameks Jogja-Kutoarjo Kamis 28 Maret 2024
- Jadwal KRL Solo-Jogja, Berangkat dari Palur Kamis 28 Maret 2024
- Jadwal Kereta Bandara YIA Kamis 28 Maret 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
Advertisement
Advertisement