Advertisement

Kasus DBD Sleman Renggut 8 Nyawa

Selasa, 27 Desember 2016 - 14:55 WIB
Nina Atmasari
Kasus DBD Sleman Renggut 8 Nyawa Iluistrasi perawatan pasien DBD. (JIBI/Solopos/Antara - Syaiful Arif)

Advertisement

Kasus DBD Sleman merenggut 8 nyawa

Harianjogja.com, SLEMAN- Penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan nyamuk Aides Aegypti masih perlu diwaspadai. Pasalnya puncak musim hujan diprediksi terjadi sampai Januari tahun depan.

Advertisement

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman hingga Desember ini, terdapat 786 kasus DB yang menyerang warga. Dari jumlah tersebut sebanyak delapan orang meninggal dunia. Angka ini diprediksi masih bisa meningkat.

"Angka kasus DB tertinggi terjadi Februari 2016 yang mencapai 131 kasus," kata Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Sleman Novita Krisnaeni kepada Harianjogja.com, Senin (26/12/2016).

Dia berharap masyarakat tetap memelihara budaya bersih dan hidup sehat, terutama lingkungan di sekitar. Pasalnya kondisi cuaca saat ini, hujan dan panas, memungkinkan jentik nyamuk DB semakin berkembang.

Apalagi musim hujan masih diprediksi terjadi hingga Februari mendatang dengan puncak musim hujan pada Januari 2017. "Kami akan terus update data kasus DBD hingga 7 Januari 2017," katanya.

Meski tercatat banyak kasus DB yang menyerang warga, lanjut Novi, namun kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dinilai meningkat. Termasuk penggunaan alat fogging. Salah satu buktinya, kata Novi, permintaan dilakukan fogging atau pengasapan mulai turun. "Setiap tahun kami anggarkan fogging sebanyak 350 kali. Sampai saat ini masih tersisa 20 bahan fogging. Tahun-tahun lalu habis," ujarnya.

Sekadar diketahui, selama 2014 terjadi 538 kasus DB dengan kematian empat orang sedangkan pada 2015 terjadi kasus DBD 520 kasus dengan kematian sembilan orang. Meski terjadi peningkatan kasus pada 2016 ini (786 kasus dengan delapan kematian) namun Dinkes tidak menetapkan DB sebagai kejadian luar biasa.

Delapan pasien yang meninggal akibat DBD hampir seluruhnya tinggal di kawasan padat penduduk. Di Sleman sendiri, katanya, angka kasus tertinggi DB terletak di Kecamatan Depok, Kalasan, Godean, Gamping dan Mlati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Letusan Gunung Ruang Berisiko Tsunami, Begini Kronologi Erupsinya

News
| Kamis, 18 April 2024, 19:37 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement