Advertisement
Wujud Bakti Kepada Ibu, HZ Bangun Masjid di Malioboro
Advertisement
Herry Zudianto membangun masjid dengan nama ibunya
Harianjogja.com, JOGJA-Malioboro menjadi pusat perekonomian di DIY. Tak heran sejengkal tanah pun dipertaruhkan di sumbu filosofi ini. Namun ada beberapa orang yang rela menghibahkan lahan di kawasan ini sebagai tempat ibadah.
Advertisement
Tak sedikit orang berkepentingan di Malioboro. Maklum kawasan ini bisa mendulang banyak rupiah. Di garis imajiner antara Tugu hingga Kraton ini juga berdiri perkantoran eksekutif dan legislatif yang bisa menaikkan sahwat siapa saja untuk berkuasa. Kawasan ini konon dikenal sebagai lahan godaan duniawi.
Akantetapi ada segelintir orang mengajak masyarakat untuk sejenak melupakan duniawi di sumbu filosofi tersebut. Ia mengupayakan fasilitas tempat ibadah berupa Masjid dengan harapan pengunjung sejenak berhenti dari hiruk pikuk Malioboro, lalu beribadah.
Dia adalah Herry Zudianto, pengusaha yang juga mantan Walikota Jogja. Pria kelahiran Jogja, 31 Maret 1955 ini bersama dua adik kandungnya, Ellys Yudhiantie dan Rudi Sastyawan bermufakat untuk mendirikan Masjid dengan nama Masjid Siti Djirzanah. Nama itu sengaja dipakai sebagai wujud baktinya kepada orangtua.
“Kami namakan Masjid Siti Djirzanah, [nama] ibu saya, kami bangun bertiga, saya dan adik-adik. Sebagai wujud bakti untuk orangtua yang telah mendidik kami,” ucap Herry saat ditemui Harianjogja.com di kediamannya Jalan Golo, Pandean, Umbulharjo, Kota Jogja, Selasa (27/12/2016).
Herry menyadari kawasan tersebut merupakan sumbu filosofis Kota Jogja. Ia bertekad akan membuat tempat ibadah itu tidak kalah dengan sejumlah kemewahan dunia yang ada di kawasan Malioboro, baik pusat perbelanjaan maupun lainnya. Agar pengunjung Malioboro tertarik untuk singgah meluangkan waktu beribadah dengan aman dan nyaman.
Ia berpikir merasa perlu didirikan tempat ibadah di Malioboro karena memiliki ikatan emosional kuat dengan kawasan itu. Bukan tanpa survei, kebutuhan akan beribadah salat bagi pengunjung maupun masyarakat yang beraktivitas di Malioboro tergolong tinggi.
Fakta itu bisa dilihat dari sejumlah toko yang menyediakan musala selalu berjejalan di saat waktu salat. Masjid terdekat di kawasan itu hanya ada di Komplek Kepatihan Kantor Gubernur DIY dan di Kantor DPRD DIY.
“Saya dibesarkan di Malioboro, adik-adik saya juga, saya ikut eyang, ikut orangtua juga [di Malioboro]. Semoga [masjid itu] makin menjadikan Malioboro cantik berseri dari semua aspek,” ucap dia.
Keinginan untuk membangun tempat ibadah itu datang secara spontan sejak setahun silam setelah melihat tingginya kebutuhan salat bagi pengunjung dan masyarakat yang beraktivitas di Malioboro. Ia pun bermusyawarah dengan kedua adiknya untuk menyatukan cita-cita itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Garuda Selangkah Lagi Menuju Paris, Ini Fakta tentang Olimpiade Melbourne 1956
- Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
- Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
- Garuda Muda Wajib Waspada, 3 Pemain Uzbekistan Bermain di Prancis dan Rusia
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo, Jumat 26 April 2024
- Rute, Tarif dan Jalur Bus Trans Jogja, Yuk Cek di Sini
- Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini
- Jadwal Bus Damri Hari Ini, Cek Lokasi dan Tarifnya di Jogja
- Top 7 News Harianjogja.com, Jumat 26 April 2024 dari soal Sampah hingga Gugatan ke KPU
Advertisement
Advertisement