Advertisement

Diserahkan ke Pusat, Dua Jembatan Timbang di DIY Malah Mangkrak

Sunartono
Rabu, 21 Juni 2017 - 20:20 WIB
Nina Atmasari
Diserahkan ke Pusat, Dua Jembatan Timbang di DIY Malah Mangkrak Ilustrasi, Petugas Jembatan Timbang Banyudono, Boyolali, memperketat pengawasan. (JIBI/SOLOPOS - Hanifah Kusumastuti)

Advertisement

Dua jembatan timbang yang berada di DIY kini mangkrak selama lima bulan terakhir

Harianjogja.com, JOGJA -Dua jembatan timbang yang berada di DIY mangkrak selama lima bulan terakhir setelah diserahkan ke Kementrian Perhubungan. Selain terjadi kerusakan, keterbatasan personel membuat dua jembatan timbang tak bisa dioperasikan.

Advertisement

Koordinator Unit Pelayanan Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) DIY Kementrian Perhubungan Sigit Saryanto menjelaskan, pada Juni 2016 silam DIY menjadi provinsi pertama yang menyerahkan tiga jembatan timbang yang diambilalih pusat sesuai UU Pemerintah Daerah.

Adapun nilai total aset tersebut sebesar Rp16 miliar. Ketiganya adalah jembatan timbang di Tamanmartani, Kalasan, Jembatan Timbang Kalitirto, Berbah dan Jembatan Timbang Kulwaru, Wates. "Setelah pelimpahan, waktu itu sempat beroperasi hingga Desember 2016," ungkap Sigit, Selasa (20/6/2017)

Akantetapi, kata dia, sejak Januari 2017, ketiga jembatan timbang tersebut tidak dioperasikan karena menjadi kewenangan pusat. Barulah pada Mei 2017, melalui UPPKB DIY mengoperasikan Jembatan Timbang Kulwaru. Sedangkan dua jembatan timbang lainnya, masih mangkrak hingga saat ini.

Menurut Sigit, tidak dioperasikannya Jembatan Timbang di Jalan Solo Berbah dan Kalasan itu karena banyak faktor. Utamanya adanya sejumlah kerusakan pada bagian alat sehingga tidak bisa memberikan pelayanan. Seperti yang terjadi di Jembatan Timbang Tamanmartani, Kalasan, karena terjadi kerusakan sehingga hasil penimbangan tidak valid.

"Misalnya penimbangan yang bebannya 2.000 kilogram tetapi itu hanya 1.000 kilogram, jadi tidak normal. Padahal itu kan berkaitan dengan hukum, akhirnya yang Tamanmartani tidak kami operasikan," ungkapnya.

Selain, itu Jembatan Timbang di Kalitirto juga terjadi kerusakan meski tidak separah yang di Tamanmartani. Karena itu, seluruh personelnya dikerahkan untuk melakukan pengawasan di Jembatan Timbang Kulwaru, Wates, Kulonprogo.

Untuk menjaga aset, masing-masing ditempatkan dua personel untuk melakukan penjagaan di Kalitirto dan Tamanmartani. "Kami fokusnya di Kulwaru dengan LHR [lalu lintas harian] angkutan barang setiap hari mencapai 1.000 kendaraan yang melintas. Dari angka itu sekitar 40% yang melakukan pelanggaran, seperti dimensi, kelebihan muatan dan lainnya," kata dia.

Sigit mengakui, keterbatasan personel juga menjadi salahsatu penyebab tidak mengoperasikannya dua jembatan timbang. Padahal kedua jembatan timbang itu sangat vital perannya dalam pemantauan lalu lintas barang terutama kebutuhan pokok.

Pihaknya terpaksa tidak bisa memberikan data kepada pihak lain dalam rangka mendapatkan data untuk menganalisa pertumbuhan ekonomi. "Karena dari Magelang yang menuju Prambanan tidak bisa terpantau, sehingga data tidak valid untuk kebutuhan analisis ekonomi. Kami perlahan untuk memaksimalkan daya yang ada agar dua jembatan itu bisa beroperasi," ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Kasus Korupsi Timah, Bos Maskapai Penerbangan Terlibat

News
| Sabtu, 27 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement