Advertisement
Sayuran, Buah dan Umbi Jarang Dikonsumsi Warga DIY

Advertisement
Pola Pangan Harapan (PPH) di DIY dinilai masih belum ideal
Harianjogja.com, JOGJA --Pola Pangan Harapan (PPH) di DIY dinilai masih belum ideal. Keragaman bahan pangan, seperti sayur buah, dan umbi masih sangat kurang pada semester kedua 2017 ini.
Advertisement
Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) DIY Arofa Noor Indriani seusai membuka Pameran Pengolahan Makanan dalam rangka Peringatan Hari Pangan Sedunia, Kamis (7/9/2017) di Halaman Kantor BKPP DIY.
Dikatakannya, dari angka ideal 100, nilai PPH di DIY baru mencapai 88.5. Itu menunjukkan masih rendahnya kesadaran dalam meningkatkan keragaman pangan.
PPH sendiri merupakan beragam pangan atau kelompok pangan yang didasarkan pada sumbangan energi terhadap total energi kelompok pangan utama dari suatu pola ketersediaan dan konsumsi pangan yang mampu mencukupi kualitas kuantitas maupun keragamannya.
Dari sembilan kelompok pangan yang menjadi indikator PPH, Arofa menambahkan, sayur-sayuran, buah-buahan, dan umbi-umbian adalah yang sangat jarang dikonsumsi masyarakat.
“Kami terus berupaya lakukan sosialisasi untuk mendorong masyarakat meningkatkan konsumsi keragaman pangan, terutama pada umbi-umbian yang di kawasan selatan DIY dulu sempat menjadi makanan pokok,” paparnya.
Terkait hal itu, akademisi Agrobisnis Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta Ari Astuti mengungkapkan belum idealnya PPH di masyarakat DI Yogyakarta sebenarnya merupakan persoalan klise.
Ia mencontohkan, Gunungkidul yang dulu dikenal sebagai pengonsumsi umbi-umbian terutama singkong, kini nyaris tak hilang. Jenis pangan itu sepertinya kian tidak dilirik oleh generasi muda.
“Hal yang sama juga terjadi di buah-buahan, dimana buah impor menjadi pilihan dibandingkan buah lokal yang lebih jelas manfaatnya,” jelasnya saat ditemui di salah satu stan pameran.
Rendahnya minta penggunaan umbi-umbian ini diakui Ari juga terjadi pada skala industri. Saat ini petani yang fokus pengelolaan umbi kesulitan mendapatkan harga jual yang lebih dibandingkan dengan gandum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

TNI Sterilkan Lokasi Ledakan Amunisi di Garut dari Masyarakat Sipil
Advertisement

Destinasi Kepulauan Seribu Ramai Dikunjungi Wisatawan, Ini Tarif Penyeberangannya
Advertisement
Berita Populer
- Cerita Guru Honorer di Sleman Korban Mafia Tanah, 12 Tahun Perjuangkan Sertifikat Tak Kunjung Dapat
- Kementerian Pekerjaan Umum Mengecek Persiapan Taman Siswa Jadi Sekolah Rakyat
- Belum Ada Sekolah Rakyat di Kulonprogo, Dinsos PPA Tetap Fasilitasi Masyarakat yang Ingin Daftar
- Beberapa Kerusakan Ditemukan di Stadion Maguwoharjo Seusai Event Komunitas Motor
- Lima Narapidana di DIY Dapat Remisi Khusus Waisak
Advertisement