Advertisement
Nelayan Depok Galau soal Penataan TPI
Advertisement
Penataan jangan sampai merugikan nelayan.
Harianjogja.com, BANTUL--Wacana penataan tempat pelelangan ikan (TPI) Pantai Depok untuk merespons keberadaan jalur jalan lintas selatan (JJLS) dan menghindari abrasi sudah didengar oleh nelayan Pantai Depok. Mereka mengeluhkan hasil penataan-penataan sebelumnya dan berharap penataan terbaru tidak lagi merugikan nelayan.
Advertisement
Ketua nelayan Pantai Depok Mina Bahari 45 Tarmanto mengatakan seluruh nelayan sudah mendengar wacana penataan TPI Depok. Mereka berharap penataan kali ini dilakukan dengan masterplan yang benar-benar disepakati oleh pengelola TPI dan warung makan. "Kalau ada peluang lebih bagus saat JJLS jadi, kami setuju ditata dengan berembug dulu. Jangan seperti penataan sebelumnya yang menurunkan pendapatan kami," kata Tarmanto, Senin (5/1/2018).
Tarmanto mengatakan sudah berkali-kali TPI Depok maupun warung ditata oleh Pemkab, namun semua penataan tersebut berakhir terbengkalai. Artinya, pendapatan pedagang ikan dan warung makan menurun drastis. Menurut Tarmanto, penurunan pendapatan disebabkan karena pasar ikan yang semula ada di pesisir kemudian digeser ke utara. Nelayan berharap, penataan nantinya tetap memberi kesempatan warung-warung untuk menghadap ke pantai.
Taemanto menambahkan, sewaktu pasar ikan masih terletak di pesisir, orang yang berjalan-jalan di pesisir akan langsung tertarik untuk beli ikan karena lebih dekat dan bisa sambil memandangi pantai. "Setelah digeser ke utara sedikit, langsung terasa penurunan pendapatan," kata Tarmanto.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo mengatakan penataan TPI Depok mendesak dilakukan. Selain untuk memecah keramaian kendaraan akibat JJLS nanti, abrasi Pantai Depok dinilai terparah setelah Pantai Kwaru. "Harus digeser ke utara, karena abrasinya itu parah, nanti membahayakan," kata Kwintarto.
Selain itu, Kwintarto mengatakan, banyaknya pasar ikan dan warung-warung yang menghadap ke pantai menghalangi pemandangan wisatawan ke pantai. Jarak antara warung dan pasar dengan bibir pantai juga sangat sempit dan dinilai membahayakan. "Nanti penataan pastinya juga akan ditelaah dulu. Mana masterplan yang paling menguntungkan buat nelayan," kata Kwintarto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Wakil Direktur Utama BRI Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Korupsi Pengadaan Mesin EDC Bank
Advertisement

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025
Advertisement
Berita Populer
- Wiyos Santoso, Ni Made dan Aris Eko Masuk Tiga Besar Kandidat Sekda DIY
- Prestasi ORI DIY, Selesaikan 177 Laporan Selama Semester I 2025, Paling Banyak Soal Isu Pendidikan
- Libur Sekolah, Museum Sandi Ramai Dikunjungi Wisatawan Keluarga
- Leptospirosis di Jogja Meningkat Signifikan, Ada 18 Kasus dengan Lima Kematian
- Asrama Sekolah Rakyat BBPPKS Purwomartani Sleman Siap Ditempati, Begini Fasilitasnya
Advertisement
Advertisement