Advertisement
Begini Jerih Payah Warga Pelosok Bantul Seberangi Sungai Oya
Advertisement
Warga swadaya bangun sarana prasarana untuk penyeberangan.
Harianjogja.com, BANTUL--Warga Dusun Wunut, Desa Sriharjo bergerak secara swadaya membangun sarana prasarana yang dibutuhkan untuk menyeberangi derasnya arus Sungai Oya, setelah jembatan gantung yang menghubungkan Desa Selopamioro dengan Desa Sriharjo putus diterjang banjir akibat Badai Cempaka November tahun lalu.
Advertisement
Pantauan Harianjogja.com, Senin (12/2/2018), warga secara swadaya membuat alat penarik perahu karet dari tali tambang. Perahu karet ini digunakan oleh warga termasuk anak sekolah setiap hari untuk menyeberangi sungai, menuju sekolah mereka.Bila tak menyeberangi sungai warga harus memutar dengan jarak hingga belasan kilometer menuju sekolah.
Selain menyediakan tali tambang, warga juga membangun tersering serta menumpuk karung goni berisi pasir untuk menahan bibir sungai tempat tali tambang tertambat agar tidak longsor.
Kepala Dusun Wunut Sugianto mengatakan pengkajian soal kondisi jembtan putus sudah dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO), namun selama ini pembangunan bronjong untuk menahan bibir sungai longsor hanya di satu sisi saja. Pemasangan bronjong hanya di tebing sungai Desa Sriharjo membuat tebing sungai Desa Selopamioro terkena efek samping longsor lebih parah. "Arus yang menabrak bronjong di sisi kanan langsung mengarah ke selatan, kemudian ke utara menabrak tebing sisi kiri, jadi sisi kiri hancur tebingnya," kata Sugianto, Senin (12/2/2018).
Sementara itu warga RT 02 Dusun Jetis, Desa Selopamioro, Subiyanto, mengatakan selain berharap pembangunan jembatan gantung Wunut dipercepat, warga juga ingin pembangunan bronjong dibuat lurus dan panjang. "Selain itu sisi kanan dan kiri harus dipasang," kata Subiyanto. Terkait jembatan gantung, Subiyanto mengatakan, nantinya jembatan akan direlokasi ke sisi Timur Dusun Kedungmiri di dekat Puskesmas Tanjung.
Dikonfirmasi secara terpisah Kepala BBWSSO Tri Bayu Aji mengatakan pembangunan bronjong Sungai Oya adalah wewenang semua pihak. BBWSSO melakukan pengkajian, sementara pembangunan dilakukan oleh dinas terkait. Untuk saat ini, tebing Sungai Oya lebih pas dibangun bronjong.
Mengenai pembangunan bronjong, Tri mengatakan bentuk bronjong yang tidak lurus justru menggambarkan keberhasilan. "Banyak yang bilang kalau bronjong baiknya dibangun lurus. Padahal kalau bronjong bengkok mengikuti sungai, itu yang bagus," kata Tri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Danantara Bidik Industri Media dan Hiburan untuk Tambah Penerimaan Negara
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Bantul Targetkan Bangun 120 Kilometer Jalan Desa Setiap Tahun
- Gunungkidul Raup Rp214 Juta dalam 2 Hari Kunjungan Wisatawan, Destinasi Pantai Tetap Jadi Favorit
- Catat! Ini Jalur Trans Jogja, Melewati Tempat Wisata, Rumah Sakit dan Kampus
- Di Kulonprogo, Ditemukan Banyak Calon Penerima BSU Rekeningnya Tidak Aktif
- Top Ten News Harianjogja.com Senin 30 Juni 2025: Kunjungan Wisatawan, Impor Sapi hingga Muhammadiyah Bencana Buka Bank Syariah
Advertisement
Advertisement