Advertisement

Getaran Aktivitas Tambang Diduga Sebabkan Longsor Berujung Maut di Sleman

Irwan A Syambudi
Senin, 02 April 2018 - 17:45 WIB
Bhekti Suryani
Getaran Aktivitas Tambang Diduga Sebabkan Longsor Berujung Maut di Sleman Sejumlah petugas melakukan evakuasi korban longsor susulan - Harian Jogja/Irwan A Syambudi

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN--Longsor yang terjadi di kawasan penambangan pasir tebing Sungai Gendol, Dusun Kalitengah Kidul, Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan diduga akibat dari getaran aktivitas penambangan.

Kepala Balai Pengawasan Perizinan Penambangan Wilayah Sleman, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP ESDM) DIY, Agung Satrio mengatakan penyebab pasti terjadinya longsor di aera pertambangan memang belum diketahui pasti.

Namun pihaknya menduga longsor terjadi karena adanya aktivitas getaran alat berat maupun truk yang mengangkut hasil tambang. “Mungkin karena getaran truk yang lewat dan lalu lalang itu ya. Mungkin ada efek pemicu seperti itu,” kata dia saat ditemui di lokasi kejadian, Senin (2/4/2018).

Di sisi lain pihaknya sudah memberikan instruksi kepada seluruh penambang. Termasuk kepada CV Sari Mulia yang memiliki izin resmi penambangan di lokasi seluas 2,5 hektare tersebut, agar tidak melakukan ativitas di titik rawan longsor. Selain itu pihaknya juga meminta agar aktivitas penambangan menjauh dari tebing.

“Jadi kegiatan pengalian antara tebing itu harus diberi jarak 30 meter, jadi tidak terlalu dekat dengan tebing. Memang di sini sudah dilakukan ini sudah cukup jauh, mungkin memang [penyababnya] karena bencana alam,” kata dia.

Kendati, kegiatan penambangan memiliki izin resmi namun pihaknya tetap mengingatkan agar para penambang pemenuhi prosedur keamanan. “Semuanya berizin, secara teknis ada juga kepala teknis tambangnya dan ada prosedur cara tambang. Walaupun seperti itu, kami sudah mengimbau agar tidak menambang di dekat tembing,” kata dia.

Sementara itu Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Sleman, Makwan mengatakan kecelakaan di area tambang memang beberapa kali terjadi.

Pihaknya pun sudah sering kali mengingatkan kepada para pengelola tambang agar selalu waspada. Termasuk jika adanya informasi terkait dengan cuaca buruk, maka pihaknya langsung menginformasikan agar para penambang mengentikan aktivitas.

Di sisi lain menurutnya pengelola tambang juga harus ada tim khusus yang melakukan pantauan agar tidak terjadi kecelakaan dan menimbulkan bencana. “Harusnya mereka [operator] tambang juga melakukan pemetaan lokasi mana saja yang rawan dan tidak boleh ditambang. Kemudian dipasang rambu-rambu peringatan,” katanya.

Sebelumnya diberitakan pada Senin sekitar pukul 06.00 WIB terjadi longsor di aera tambang CV Sari Mulia yang menewaskan dua orang dan empat orang lainnya luka-luka.

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement