Advertisement

Walah, Gara-Gara Ini Bantul Angkat Tangan Tangani Abrasi

Ujang Hasanudin
Rabu, 09 Mei 2018 - 14:17 WIB
Kusnul Isti Qomah
Walah, Gara-Gara Ini Bantul Angkat Tangan Tangani Abrasi Ilustrasi abrasi. - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul mengaku tidak sanggup untuk membenahi pengikisan tanah atau abrasi di sejumlah titik bantaran sungai di Bantul, karena besarnya anggaran yang dibutuhkan.

Lokasi abrasi yang terdata ada 19 titik dengan panjang mencapai puluhan kilometer yang tersebar di Sungai Oya, Opak, Gajahwong, Bedog, dan Winongo. Namun yang terparah ada di Sungai Oya dan Opak di wilayah Imogiri dan Pundong.

Advertisement

"Kebutuhan dana sampai ratusan miliar bahkan triliunan. Tidak bisa ditangani dengan APBD Bantul," kata Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat meninjau bantaran Sungai Opak, Bendo, Wukirsari, Imogiri, Selasa (8/5/2018).

Halim mengatakan, abrasi terparah terjadi saat banjir pada akhir November tahun lalu. Bantaran Sungai Oya dan Opak merupakan titik yang paling signifikan terkena dampak dan penanganannya tidak sederhana. Menurut dia, hasil penghitungan sementara untuk membuat tanggul dari bronjong sepanjang satu kilometer membutuhkan sekitar Rp2 miliar. "Itu baru sementara belum permanen," kata dia.

Karena itu, anggaran penanggulangan perlu melibatkan Pemerintah Pusat, Pemda DIY, dan Kabupaten Bantul. Terlebih Sungai Oya dan Opak merupakan sungai yang berada di bawah kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak (BBWSO), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Pemkab sudah mengajukan penganggaran tersebut ke Pemerintah Pusat dan Pemda DIY. Di sisi lain, proses pendataan masih terus dilakukan karena dimungkinkan masih ada titik abrasi yang belum terdata.

Kepala Bidang Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPKP) Bantul, Yitno mengatakan 19 titik abrasi yang terdata sementara membutuhkan anggaran sekitar Rp235 miliar. Anggaran tersebut baru hitungan untuk pembuatan tanggul sementara dengan bronjong, belum talut permanen.

"Itu baru kerusakan yang teridentifikasi. Kami masih proses pendataan," kata Yitno.

Ia menyatakan pengikisan tanah bantaran sungai perlu segera diperbaiki karena jika tidak, pengikisan akan terus meluas dan bisa sampai permukiman.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement