Advertisement
Zaman Sekarang Tak Ada Lagi Alasan Malas Membaca

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Pemda dan DPRD DIY bersinergi mendorong pembudayaan minat baca masyarakat, lewat beragam fasilitas dan forum. Anggota Komisi D DPRD DIY, Soleh Wibowo, mengungkapkan saat ini perpustakaan bagi masyarakat dihadirkan di kawasan perkotaan hingga perdesaan. Adanya perpustakaan dengan beragam koleksi bacaan menjadi langkah penting karena harapannya lewat aktivitas membaca bisa muncul inisiatif baru dan kesempatan bagi warga lintas daerah untuk saling tukar pikiran demi mendukung pengembangan wilayah masing-masing.
"Perlu ada gerakan bersama, perlu ada inisiatif baru, bahkan tukar pikiran antardaerah untuk pemberdayaan bersama," kata Soleh dalam Roadshow Minat Baca Pembudayaan Kegemaran Membaca di Balai Desa Triharjo, Kecamatan Wates, Jumat (23/11/2018).
Advertisement
Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip (BPAD) DIY, Monica Nur Lastiyani, mengatakan membaca adalah aktivitas yang menarik dan bisa menambah wawasan. Dengan membaca, masyarakat bisa kreatif dan inovatif. "Kalau sudah demikian, masyarakat memiliki bekal cukup untuk mencari uang, urusannya menjadi mudah. Dengan membaca, maka masyarakat makin kreatif dan bisa menciptakan karya," tuturnya.
Menurut Monica sejak tiga tahun lalu BPAD DIY memiliki aplikasi iJogja. Aplikasi ini menyediakan buku elektronik yang di dalamnya terdapat 6.518 judul buku yang bisa diakses masyarakat. Ketika ingin memilih buku yang akan dibaca, warga tinggal mengunduhnya. Namun ketika akan membacanya, tak dibutuhkan sambungan internet. "Buku bisa dipinjam dalam jangka waktu tiga hari, kalau belum selesai baca, bisa dipinjam lagi," ujarnya.
Kehadiran iJogja membuktikan bahwa kemajuan teknologi saat ini tidak bisa dipungkiri dan harus dijadikan teman, dirangkul. Koleksi buku elektronik dalam iJogja, disediakan lewat bermitra dengan perpustakaan lain yang mempunyai koleksi elektronik. "Jadi membaca itu sudah ada di tangan, ada di genggaman. Bukan alasan untuk susah cari buku, sudah ada di telepon genggam. Tak perlu keluar rumah," katanya.
Soleh Wibowo menyatakan kehadiran eBook atau buku elektronik adalah bentuk media baca yang lebih modern. Hanya saja, walaupun akses buku elektronik lebih mudah, namun buku cetak bisa dicermati dan dibaca lebih detail. "Kalau menggunakan buku cetak, lebih nyaman kalau mau membolak-balikkan halaman. Namun secara umum, perihal membaca, masyarakat butuh contoh, gerakan ini perlu disupport. Ebook sudah mendukung [budaya membaca], tapi masih perlu saling melengkapi [dengan buku cetak]," katanya.
Ia berharap, dengan banyak upaya yang diambil oleh pemerintah, ke depan masyarakat bisa semakin banyak membaca. Dengan membaca, tentu masyarakat bisa memahami banyak solusi ketika menghadapi sebuah persoalan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Iran Isyaratkan Bersedia Negosiasi Nuklir Jika AS Tidak Lagi Menyerang
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Liburan Sekolah, Desa Wisata Bisa Menjadi Tujuan Alternatif Berwisata di Gunungkidul
- Kerja Sama Pemda DIY-BSSN Ditingkatkan untuk Keamanan Siber
- Perekrutan Guru dan Tenaga Kependidikan Sekolah Rakyat Harus Sesuai Domisili
- Perpustakaan Kota Jogja Kini Buka hingga Malam Hari, Ini Jadwalnya
- Kementerian ATR/BPN Bantah Isu 2026 Tanah Tak Bersertifikat Diambil Negara, Dirjen PHPT: Itu Tidak Benar
Advertisement
Advertisement