Advertisement

Meski Turun, Angka Kematian Ibu Masih Tinggi

Yogi Anugrah
Selasa, 08 Januari 2019 - 10:10 WIB
Laila Rochmatin
Meski Turun, Angka Kematian Ibu Masih Tinggi Ilustrasi ibu hamil

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN--Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, angka kematian ibu (AKI) menunjukkan penurunan dari 2015-2017. Meskipun telah mengalami penurunan, AKI di Indonesia dinilai masih cukup tinggi.

Pakar Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan Detty S. Nurdiati menjelaskan pada 2015 terjadi 4.999 kasus AKI, dan 2016 sedikit menurun menjadi 4.912 kasus. Sedangkan pada 2017 turun tajam menjadi 1.712 kasus .

Advertisement

"AKI merupakan salah satu indikator peka yang mampu menggambarkan kesejahteraan masyarakat suatu negara," kata dia saat jumpa pers Winter Course 2018, Senin (7/1/2019) di Gedung Grha Wiyata UGM.

Detty mengatakan jika melihat capaian upaya penurunan AKI di negara ASEAN, saat ini AKI di negara-negara tersebut sudah menempati posisi 40-60 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan di Indonesia, berdasarkan Survei Penduduk Antarsensus (SUPAS) 2015, AKI masih menempati posisi 305 per 100.000 kelahiran hidup.

"Ada dua faktor penyebab AKI masih tinggi, yaitu faktor langsung dan tidak langsung," kata dia.

Untuk faktor langsung, secara nasional, ia mengatakan AKI tinggi karena disebabkan oleh pendarahan. Untuk wilayah DIY, AKI paling banyak disebabkan oleh penyakit jantung, hipertensi, maupun pendarahan.

"Jadi masing-masing provinsi bisa berbeda-beda penyebabnya," ujarnya.

Sedangkan faktor tidak langsung, ia menjelaskan disebabkan oleh
pernikahan muda, terlambat untuk mendapat rujukan dan perawatan, hingga, tingkat sosial, pendidikan, pengetahuan yang tidak terlalu peduli dengan kehamilan.

"Hamil itu idealnya usia 20 tahun ke atas, nah untuk kasus yang sudah terlanjur nikah muda, semoga tidak hamil di bawah usia 20. Jika sudah hamil, diusahakan tidak komplikasi, jika sudah komplikasi, jangan sampai parah.

Kalau sudah parah, jangan sampai meninggal. Kami sedang berusaha regulasi menambah usia umur menikah," kata dia.

Untuk itu, menurut Detty, dibutuhkan kerja sama yang baik antarlini profesi pelayanan kesehatan. Bahkan, pemerintah telah menargetkan angka kematian ibu hingga berada di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup.

Sementara itu, sebagai bentuk kepedulian terhadap peningkatan kesehatan ibu dan penurunan kasus AKI di lndonesia dan global, menurunkan epidemik AIDS dan sexual transmitted diseases (STDs), serta promosi kesehatan perempuan secara umum, Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) menggandeng Sekolah Vokasi Prodi Kebidanan UGM pada 7-18 Januari 2019 menginisiasi penyelenggaraan kegiatan Winter Course 2019 dengan mengusung tema Women 's Health and Wellness.

Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FK-KMK UGM Gandes Retno Rahayu mengatakan kegiatan ini melibatkan sejumlah calon profesi kesehatan multidisiplin, seperti kedokteran, farmasi, keperawatan maupun kebidanan, baik yang berasal dari UGM (41 mahasiswa), non-UGM (tiga mahasiswa) dan mahasiswa mitra luar negeri (16 mahasiswa).

"Topik ini tidak hanya bicara hanya dari satu aspek, namun dari berbagai aspek, mulai aspek ilmu dasarnya apa, ilmu kliniknya seperti apa, bagaimana di masyarakat, dan bagaimana sampai kebijakannya," jelas Detty.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja

Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja

Jogjapolitan | 5 hours ago

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Seorang DPO Kasus Korupsi Pembangunan Pasar Rakyat Ditangkap di Papua

News
| Sabtu, 20 April 2024, 09:27 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement