Advertisement
Ternak Ayam Jawa Bisa Tanpa Bau

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Permintaan ayam kampung yang tinggi menjadi peluang dalam meraup pundi-pundi rupiah. Namun, ketersediaan daging ayam kampung di pasar yang notabene minim menjadi persoalan tersendiri bagi konsumen maupun penjual.
Hal tersebut tentunya bisa menjadi peluang bisnis bagi para wirausaha yang ingin menjajal beternak ayam kampung. Karena itu, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY bekerjasama dengan Komisi D DPRD DIY kembali menggelar bedah buku Beternak Ayam Kampung Super dan Jawa Super Tanpa Bau di Balai Desa Sumbersari, Kecamatan Moyudan, Sleman, Rabu (10/4/2019).
Advertisement
Penulis buku, Norbertus Kaleka mengatakan jika peternakan ayam kampung merupakan final stock, artinya peternak mempersiapkan ayam komersial atau ayam niaga yang kemudian bisa memasok kebutuhan daging unggas untuk masyarakat.
Animo konsumen, kata Norbertus, preverensi konsumen terhadap ayam kampung tinggi sekali. "Namun pasokan dagingnya kurang atau terbatas, sedangkan demand-nya tinggi namun suplainya di pasar sungguh terbatas," ujarnya.
Dari aspek suplai, kata dia, memang menjadi persoalan karena produktivitas ayam kampung yang rendah. Pria jebolan Fakultas Pertanian UGM tersebut mengatakan cara beternaknya dan pemeliharaan juga rendah dan tidak intensif, sehingga muncul upaya untuk meningkatkan produktivitas ayam kampung.
Maka muncullah upaya grading up atau persilangan yang bisa menghasilkan ayam yang disebut ayam kampung super. "Ini merupakan jenis final stock dan menjadi ayam niaga, jadi begitu dua bulan bisa dipanen kemudian dipasarkan," kata dia.
Dia berharap kebutuhan ayam kampung super di masyarakat atau konsumen bisa terpenuhi oleh ayam kampung super ini. "Kalau di Jawa ayam kampung itu kan disebut sebagai ayam jowo sehingga saya memberikan gimmick ayam kampung super atau jawa super," tuturnya.
Dalam ternak ayam, bau memang menjadi persoalan, kata Norbertus, ketika ingin beternak ayam kampung. Namun di zaman sekarang kita bisa beternak tanpa adanya bau menyengat. "Ada banyak cara yaitu dengan probiotik, jamu unggas, yang bisa kita dapatkan dari lingkungan sekitar kita seperti empon-empon," kata dia.
Ada juga cara lain, kata Norbertus, yaitu kita tambahkan parutan kunyit pada minuman si ayam. "Nantinya kotoran si ayam bisa menjadi lebih kering, jadi parutan kunyit ini merupakan antibakteri," kata dia.
Muhammad Yazid, anggota Komisi D DPRD DIY, mengapresiasi atas terselenggaranya bedah buku tersebut. DPAD dan DPRD DIY mengajak kepada masyarakat lebih membangkitkan minat membaca, membuka ruang literasi. "Buku adalah jendela dunia, namun sekarang Google juga menjadi jendela dunia dalam kemajuan teknologi," kata dia.
Bedah buku ini dimaksudkan agar warga punya pengetahuan dan informasi yang mumpuni untuk beternak ayam Jawa super. "Di Sumbersari pernah menjadi sentra industri peternak lele dan itu cukup bagus dan prospektif," katanya.
Ayam kampung, kata Yazid, merupakan komoditas yang cukup menarik, tidak butuh modal besar, ruangan besar, bisa menjadi usaha sampingan maupun usaha serius. Keunggulan ayam kampung jelas berbeda dari segi harganya dengan ayam broiler," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Bus Sinar Jaya dari Malioboro Jogja ke Pantai Parangtritis Bantul dan Pantai Baron Gunungkidul, Kamis 3 Juli 2025
- Koalisi Jogo Banyu Yogyakarta Dorong Diversifikasi Ekonomi Penambang Rakyat
- Pemkab Kulonprogo Lelang Jabatan Kepala Kesbangpol dan BPBD, Sekda: Penentu Akhir di Tangan Bupati
- DPAD DIY Gelar Festival Literasi Jogja 2025, Cek Tanggalnya di Sini
- Gempa Bumi Magnitudo 2-2,7 Guncang Wilayah Kulonprogo, Bantul dan Gunungkidul pada Kamis Pagi Ini
Advertisement
Advertisement