Advertisement
Dua Radar Tsunami Dibangun di Laut Selatan Jawa, Salah Satunya di Pesisir Parangtritis
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membangun dua radar tsunami di pesisir Selatan. Selain di Pantai Parangtritis, Bantul, DIY, bangunan yang sama juga dibangun di Pantai Keburuhan, Purworejo, Jateng.
Kepala Seksi Observasi Stasiun Geofisika BMKG Jogja Budiarta mengatakan peralatan (radar tsunami) tersebut dibangun untuk meningkatkan kinerja sistem peringatan dini tsunami. Pembangunan radar tsunami ini, katanya, merupakan bentuk kerjasama BMKG Indonesia dan JRC Jepang.
Advertisement
"Di pesisir Selatan hanya dibangun di dua lokasi saja. Untuk monitoringnya langsung di kantor Pusat BMKG," kata Budi kepada Harianjogja.com, Senin (2/9/2019).
Alasan pemasangan radar tsunami di wilayah pesisir selatan Jawa, dikarenakan kawasan tersebut memiliki potensi terhadap gempa bumi dan tsunami. "Radar tsunami ini merupakan versi demo [uji coba pertama], dalam kurun waktu satu tahun ke depan untuk dilakukan penelitian, pengembangan dan validasi hasil maupun efektifitas," jelasnya.
Menurut Budi, Radar tsunami merupakan teknologi pedeteksi tsunami dengan memonitoring arus laut [kecepatan, arah, ketinggian dan periode gelombang] menggunakan sistem gelombang radio pendek dan menengah. Sistem gelombang radio pendek (frekuensi 42 MHz) mampu memonitor wilayah laut dengan luasan 25 km, sedangkan sistem gelombang radio menengah (25 MHz) mampu memonitor hingga 70 km.
Instalasi dan pemasangan instrumen radar tsunami relatif mudah karena sistem tersebut ditempatkan di pesisir pantai dalam bentuk antena-antena radio. "Radar tsunami dikenal juga sebagai oceanographic radar, hal ini dikarenakan peralatan tersebut memiliki fungsi selain untuk memonitoring gelombang tsunami," paparnya.
Oceanographic radar memiliki fungsi di bidang kemaritiman, kebencanaan, kecelakan laut dan kegiatan monitoring. Pada bidang kemaritiman peralatan tersebut mampu memberikan informasi arus permukaan, gelombang dan pola pasang surut air laut. Pada bidang kebencanaan, selain memonitor gelombang tsunami juga dapat memonitor ketinggian gelombang dan tekanan rendah akibat siklon tropis.
Pada kejadian kecelakaan laut dapat memberikan informasi prediksi sebaran polusi, tumpahan minyak dan mendukung kegiatan rescue. Selain itu, oceanographic radar mampu memonitor pergerakan sampah dilautan, pergerakan arus laut, perubahan volume air laut, dan arus edy.
Proses pembangunan radar tsunami di Pantai Parangtritis dan Pantai Keburuhan memasuki tahap pembangunan pondasi antena radar tsunami. Instalasi dan ujicoba radar tsunami direncanakan akan selesai tahun ini. "Kalau radar tsunami ini sudah selesai dibangun akan membantu meningkatkan pelayanan informasi BMKG pada obyek-obyek vital negara, khususnya Bandara YIA. Mudah-mudahan tahun depan bisa beroperasi," kata Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Rekrutmen Badan Ad Hoc Pilkada 2024 Dimulai, Bawaslu DIY Beri Catatan Ini untuk KPU
- Pelaku UMKM di Jogja Didorong Segera Urus Sertifikasi Halal Sebelum Oktober 2024
- Info Stok Darah dan Jadwal Donor Darah Rabu 24 April 2024 di PMI se-DIY
- 4 Produk Lokal DIY Mendapatkan Sertifikasi Indikasi Geografis, Ini Manfaatnya
- Budayawan di Jogja Dilibatkan Pembuatan Maskot Pilkada 2024
Advertisement
Advertisement