Advertisement
Hama Keong Mulai Ganggu Tanaman Padi di Kulonprogo, Begini Caranya Membasmi
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO- Kemunculan hama keong yang menyerang tanaman padi yang berusia kurang dari 30 hari setelah masa tanam masih saja terjadi di beberapa wilayah di Kulonprogo. Untuk mengantisipasi kematian tanaman padi, petani diminta lebih perhatian terhadap tanamannya.
Koordinator Pengendali Organisme Penganggu Tanaman (POPT) Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpangan) Kulonprogo, Ngadiran menerangkan awal tahun ini pihaknya mendapat laporan dari petani di Kapanewon Wates yang mendapat serangan hama keong.
Advertisement
"Periode 1-15 Januari saya cek luas tambah serangan keong di Wates ada 11 hektare, periode 16-31 Januari ada serangan 12 hektare," jelasnya kepada Harianjogja.com, Senin (3/2/2020).
Dikatakannya, serangan itu terbilang masih ringan. Hama keong menyerang tanaman padi yang masih muda yaitu di bawah usia 30 hari setelah masa tanam. Keong suka memakan daun dan batang tanaman padi yang terbilang masih lunak sehingga bisa mengganggu pertumbuhan, bahkan menyebabkan kematian.
Ia mengantisipasi wilayah Kapanewon Wates yang biasanya paling banyak serangan hama keong, mulai dari Kelurahan Wates, Kalurahan Triharjo, Ngestiharjo, dan Giripeni. Meski begitu, kata Ngadiran, serangan hama keong di Kulonprogo terbilang masih ringan.
"Intensitas serangan keong rata-rata masih di bawah 15%. Kompensasinya cukup tinggi, kalau tanaman di atas 30 hst [hari setengah tanam] sudah aman," ujarnya.
Lantaran serangannya tak begitu ganas, Disperpangan Kulonprogo mengimbau petani untuk lebih perhatian kepada tanamannya. "Kalau masih awal-awal memang harus lebih perhatian. Bentuk pengendaliannya mekanik, kalau ada keong di sawah ya diambili, dicek ada telur keong atau tidak," kata Kepala Disperpangan Kulonprogo, Aris Nugroho.
Bentuk pengendalian organisme pengganggu tanaman ini ada beberapa upaya, antara lain dengan membuat saringan di saluran masuk air, membuat pagar di area persemaian, membuat perangkap telur berupa bambu yang ditancapkan ke tanah, pembuatan parit keliling, hingga memberikan perangkap dengan pakan daun pepaya.
Dari total lahan tanam padi di Kulonprogo seluas 5.927 hektare, Aris menuturkan OPT yang paling mengganggu tanaman padi ialah hama keong, meski intensitasnya tak begitu tinggi. "Di sini terbilang cukup aman," katanya.
Menurutnya, wilayah yang tadinya terserang hama keong saat ini sudah banyak yang pulih. "Memang di Triharjo, Wates itu wilayah endemis, tapi sekarang sudah pulih dan replanting," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/13/1204061/screenshot_20250213_143631_chrome.jpg)
Prabowo Minta Revisi Desain di IKN, Menteri PU: Tim Desain Akan Studi Banding ke Tiga Negara
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/11/1203856/innside.jpg)
Iftar Menu Nusantara dan Timur Tengah di INNSiDE Yogyakarta, Mulai dari Rp155.000
Advertisement
Berita Populer
- Status Atlet Panahan Siswi SMPN Jogja di Pelatnas Dibatalkan, Orangtua Lapor ke Ombudsman
- Siasati Efisiensi Anggaran untuk UMKM, Dinas Gandeng BUMD hingga Swasta
- Begini Cara Kerja Bandar Judi Dadu Live Tiktok, Gunakan Remote untuk Ubah Angka yang Keluar
- Angka Pengangguran di Bantul Capai 3,62 %, Paling Banyak Lulusan SMA/SMK
- BUMDes Srikayangan Optimalkan Perekonomian Masyarakat Lewat Pasar Desa
Advertisement
Advertisement