Advertisement
Global Gotong Royong Bangkitkan Potensi Desa lewat Wirausaha

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Program Global Gotong Royong [G2R] Tetrapreneur yang dilakukan oleh Biro Pemberdayaan Masyarakat [Bermas] Setda DIY telah menjajaki tahun ketiga.
Pada tahun ini, G2R Tetrapreneur memberikan materi pelatihan tentang penguatan kualitas dan pemasaran produk secara digital. Dua desa unggulan, yakni Desa Wukirsari dan Desa Girirejo turut serta dalam pelatihan yang digelar di Wisma Sargede, Rabu, (18/11/2020) tersebut.
Advertisement
“Kami selalu mengatakan bahwa Global Gotong Royong yakni gotong royong dalam berwirausaha dan bertujuan untuk mengangkat ekonomi yang ada di desa,” ujar Kepala Biro Bermas Setda DIY, Etty Kumolowati kepada Harianjogja.com, Rabu, (18/11/2020).
Tetrapreneur merupakan sebuah metode pengembangan usaha yang terdiri atas empat tahapan. Metode tersebut dirancang oleh Bappeda DIY dan Rika Fatimah, Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM.
Etty menerangkan, Tetra 1 yang bernama Rantai Wirausaha pada tahun 2018 lalu. Pada tahap tersebut, sebuah desa akan menggali potensinya yang paling menonjol dari hulu sampai hilir. Ia mencontohkan, keripik berbahan dasar gadung yang menjadi unggulan Desa Wukirsari.
Sementara Desa Girirejo memiliki potensi produk wedang uwuh dan keripik pisang. Bahan dasarnya harus dipastikan tersedia di desa itu. “Produknya itu jangan sampai menggunakan bahan dari daerah lain,” katanya.
Kemudian, tahap Tetra 2 pada tahun 2019 yang diberi nama Pasar Wirausaha. Pada tahap tersebut, kata Etty lebih menekankan pada aspek pemetaan pasar. Artinya, produk yang dihasilkan haruslah sesuai dengan selera pasar.
Guna meningkatkan minat konsumen, sebuah produk juga harus memiliki kemasan yang menarik.
Lalu, Tetra 3 yang diberi nama Kualitas Wirausaha lebih menekankan pada aspek pemasaran dan pendekatan pada calon pembeli. Lebih lanjut lagi, terkait penerapan konsep pemasaran yang mendongkrak penjualan.
Sementara, Tetra 4 atau Merk Wirausaha yang rencananya akan dilaksanakan pada tahun depan, lebih menekankan pada penguatan merk. Artinya, bagaimana sebuah produk desa mampu menjadi rujukan pertama di antara kompetisi produk serupa.
Selain dua desa di atas, program G2R juga akan memulai Tetra 1 pada beberapa desa lain di DIY. Mulai dari Desa Banaran, Gunungkidul dengan potensi unggulan produk madu.
Lalu, Desa Donoharjo, Sleman dengan potensi produk pepaya. Kemudian ada Desa Karangwuni, Kulonprogo dengan produk unggulan olahan kelor dan cabai. Terakhir, Desa Salamrejo, Kulonprogo dengan produk olahan jagung. “Desa-desa itu yang akan kita garap tahun ini,” ujar Etty.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Ekspor Batu Bara Indonesia Terendah Selama 3 tahun Terakhir, Ini Penyebabnya
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Jangan Sampai Telat, Jadwal SIM Ditlantas Polda DIY Selama Mei 2025
- Jadwal Prameks Jogja-Kutoarjo Terbaru Hari Ini, Minggu 11 Mei 2025, Naik dari Stasiun Tugu hingga Kutoarjo
- Jadwal dan Lokasi SIM Keliling di Sleman Selama Mei 2025
- Jadwal KA Bandara Jogja Terbaru Hari Ini, Minggu 11 Mei 2025, Naik dari Stasiun Tugu Jogja hingga YIA
- Jadwal SIM Keliling di Bantul Selama Mei 2025, Cek Lokasinya di Sini
Advertisement