Advertisement
ASPD Jadi Persiapan Pertemuan Tatap Muka
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Sebanyak 16.962 siswa tingkat SD sederajat di Sleman mengikuti Asesment Pendidikan Stabdar Daerah (ASPD) hari pertama pada Senin (24/5/2021). Ujian berlangsung lancar dengan penerapan protokol kesehatan.
Kepala SDN Rejodani, mengatakan di sekolahnya ASPD diikuti 31 siswa yang dibagi dalam tiga kelas, sehingga dalam satu kelas terdapat 10-11 siswa saja.
Advertisement
"Untuk persiapan kami ada simulasinya, kami siapkan untuk perlengkapannya terutama untuk protokoler kesehatan. Jadi kami siapkan semuanya dari sabun, tempat cuci tangan, handsanitizer. Tempatnya sebelum ASPD itu kita semprot dulu, nanti setelah ASPD hari pertama siangnya kita semprot lagi. Kemudian seterusnya seperti itu," katanya.
BACA JUGA : Cegah Kebocoran Soal ASPD, Bantul Perketat Pengawasan
SDN Rejodani sebelumnya juga telah menyiaplan pelatihan materi ujian kepada para siswa secara virtual. Bagi siswa yang membutuhkan bantuan, siswa secara terbatas konsultasi datang ke sekolah.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, meninjau sejunlah sekolah yang melaksanakan ASPD. "Bisa dilaksanakan dengan baik dengan protokol kesehatan. Tadi di Pandowoharjo itu ada 29 anak, sedangkan di sini [SD Rejodani] ada 31 jadi ada tiga kelas," ujarnya.
Pelaksanaan ASPD dengan menghadirkan siswa ke sekolah ini kata dia, menjadi bagian dari persiapan pembelaharan tatap muka yang akan dimulai pada tahun ajaran baru, Juli mendatang.
"Ini sukses dalam arti sudah siap semua baik dari anak-anak maupu guru kelas yang ada. Rncananya nanti InsyaAllah bulan Juli ajaran yang baru kita membuka semua. Tapi dengan 50 persen dan pembatasan, satu minggu dua kali, awal pertama seperti itu," kata dia.
BACA JUGA : Dimulai Besok, Begini Gambaran ASPD Tingkat SD di Sleman
Kepala Dinas Pendidikan Sleman, Ery Widaryana, menuturkan ASPD dilaksanakan di 510 SD, 24 madrasah dan 10 kejar paket A. "Kami menerjunkan sebanyak 1.318 pengawas," ungkapnya.
Ia menegaskan ASPD tidak menentukan kelulusan, melainkan untuk mengevaluasi pembelajaran jarak jauh yang sudah berjalan selama ini. "Kami juga ingin mengetahui sejauh mana mutu pendidikan selama Pembelajaran Jarak Jauh ini," katanya.
Di samping itu ASPD digunakan sebagai salah satu perhitungan masuk ke jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan penentuan kelulusan dari ujian yang dilaksanakan oleh sekolah, yang kemudian hasilnya digabung dengan nilai rapor.
Terkait pembelajaran tatap muka, ia menjelaskan akan dilaksanakan secara serentak di semua sekolah yang siap dan memang di daerah yang bukan zona merah.
BACA JUGA : Besok, Siswa Kelas Enam SD di Kulonprogo Jalani ASPD
Tatap muka dilaksanakan ter masuk seminggu itu hanya dua kali dengan sistem shift bergiliran separuh-separuh. Pembelajaran maksimal dua jam pelajaran untuk tingkat SD dan tiga jam untuk tingkat SMP.
"Untuk zona merah Itu lihat keberadaan sekolahnya ada dimana kalau sekolah itu tidak memungkinkan untuk tatap muka ya sekolah itu belum dulu. Kalau SD [zonasi] di dusun kalau SMP kalurahan," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- OJK: Stabilitas Jasa Keuangan Terjaga di Tengah Tensi Tinggi Geopolitik Global
- BLK Karanganyar Gelar 5 Pelatihan Berbasis Kompetensi, Ini Cara Daftarnya
- Viral Truk Melaju Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung Semarang, Tabrak Batas Jalan
- Menteri Bahlil Yakin Jokowi dan Megawati bakal Ketemu di Waktu Tepat
Berita Pilihan
Advertisement
Badan Geologi Menyebut Ketinggian Tsunami Akibat Erupsi Gunung Ruang Diprediksi hingga 25 Meter
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- 2 Pelaku Biang Onar Takbiran di Mergangsan Ditangkap
- Nilai Tukar Rupiah Melemah, Disperindag DIY Mewaspadai Kenaikan Harga Pangan
- Seusai Lebaran, Harga Cabai di Kota Jogja Anjlok Jadi Rp35.000 per Kilogram
- Sepekan Pasca Lebaran, Harga Sembako di Pasar Beringharjo Masih Tinggi
- Ribuan Pelanggaran Ketertiban Wisata Maliboro Ditemukan Saat Lebaran, Terbanyak Soal Rokok
Advertisement
Advertisement