Advertisement
Pemkot Jogja Ajukan 7 Sekolah Jadi Tempat Karantina
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA– Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja berupaya menambah fasilitas karantina bagi penderita Covid-19, termasuk menggunakan bangunan Sekolah Dasar (SD). Bangunan SD yang banyak tersebar di tiap kalurahan dinilai efektif sebagai sarana karantina.
Menurut Wakil Wali Kota Jogja, sejauh ini sudah ada tujuh SD yang diajukan dari kalurahan untuk menjadi tempat karantina. Jumlah ini masih mungkin untuk bertambah.
Advertisement
Penggunaan gedung SD sebagai upaya memisah warga yang sehat dengan yang positif Covid-19. Tidak semua rumah di Jogja cukup layak untuk menjalani karantina. Hal ini dilihat dari jumlah kamar tidur, kamar mandi, dan lainnya.
"Yang nantinya menempati gedung-gedung sekolah ini adalah warga yang sehat yang di rumahnya sedang ada pasien isolasi mandiri," kata Heroe, Kamis (15/7/2021).
"Jika dipaksakan tinggal serumah padahal kondisi rumah tidak memungkinkan, maka bisa saja terjadi penularan. Ini yang kami coba hindari."
Bagi warga yang menempati gedung tetap harus menerapkan protokol kesehatan, meski dia sehat. Adapun pemantauan karantina di gedung sekolah dilakukan oleh Satgas Penanganan Covid-19 di tingkat kalurahan. Agar karantina berjalan baik dan tidak menjadi tempat penyebaran virus, ada beberapa syarat yang menjadi pertimbangan dalam memilih sekolah, termasuk luas halaman.
"Itu jadi pertimbangan dari Satgas di kalurahan karena tidak semua gedung sekolah itu memiliki halaman luas," kata Heroe yang juga Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Jogja.
Penggunaan gedung sekolah telah mendapatkan izin dari dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. Bagi kalurahan yang tidak memiliki gedung SD negeri, maka bisa memanfaatkan gedung lain untuk tempat karantina. Kelurahan Suryatmajan salah satunya. Lantaran tidak ada gedung SD di wilayahnya, maka rencana penambahan tempat karantina menggunakan Gedung Pertemuan Kampung.
“Di Suryatmajan engga ada gedung SD. Di Suryatmajan kemarin rencana Gedung Pertemuan Kampung ada yang disiapkan. Namun Alhamdulillah masih terkendali jadi tidak digunakan,” kata Lurah Suryatmajan, Weda Satriya Negara. “Shelter untuk yang tidak bergejala, yang di wilayah. Kalau yang bergejala dibawa ke rumah sakit.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
SYL Bebani Anak Buah di Kementan Rp800 Juta untuk Jalan-jalan ke Brasil dan AS
Advertisement
Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga
Advertisement
Berita Populer
- Eko Suwanto: Sultan Grond dan Pakualaman Grond untuk Kesejahteraan Masyarakat
- Warga Kampus Harus Tahu, Ini Kategori Tindakan Kekerasan Seksual Sesuai Peraturan Menteri
- Lestarikan Sastra Jawa lewat Macapat Senja
- PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: Dispar dan DPRD DIY Gelar Pelatihan Kuliner di Kampung Wisata Purbayan
- Terbaru! Jadwal KRL Jogja-Solo Rabu 8 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
Advertisement
Advertisement