Mahasiswa UGM Temukan Alternatif Obat Anti Jamur dari Jerami Padi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Sekelompok mahasiswa UGM meneliti potensi jerami padi sebagai obat anti jamur pada rongga mulut.
Mereka adalah Andini Safa Ramadhanty (Pendidikan Dokter Gigi), Rifqi Alim Dewanto (Pendidikan Dokter Gigi), Kurnia Salsabila Disyacitta (Farmasi), dan Eria Rosanti Nugrahening Hastami (Biologi). Di bawah bimbingan drg. Heriati Sitosari, MDSc., merea melakukan penelitian untuk menggali potensi ekstrak jerami padi sebagai obat antijamur.
Advertisement
Andini menjelaskan penelitian dilakukan sebagai upaya untuk menemukan alternatif obat anti rongga mulut jamur berbahan alam yang minim efek samping. Mereka pun memanfaatkan jerami padi yang ketersediaannya cukup melimpah di Tanah Air namun belum dimanfaatkan secara optimal.
"Jerami padi biasanya digunakan untuk pakan ternak atau hanya dibuang dan dibakar begitu saja. Padahal, jerami padi memiliki kandungan zat aktif seperti fenol, flavonoid, dan tanin yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi obat antijamur pada kandidiasis oral,” ungkapnya dalam rilis yang diterima Harianjogja.com, Selasa (7/9/2021).
Ia memaparkan kandidiasis oral merupakan penyakit infeksi jamur yang di rongga mulut biasanya disebabkan oleh jamur Candida albicans. Pengobatan penyakit ini biasanya menggunakan obat sintetis dengan harga yang relatif mahal dan memiliki banyak efek samping bagi penderita. Bahkan dalam bebrapa waktu terakhir ditemukan kejadian resistensi terhadap obat-obatan yang biasa dipakai karena penggunaan yang terlalu sering ataupun tanpa pengawasan dokter. Oleh sebab itu ia dan tim berupaya meneliti potensi jerami padi sebagai alternatif obat antijamur untuk kanadiasis oral.
Proses
Eria menyampaikan pembuatan obat anti jamur dilakukan dengan mengekstrak jerami padi. Lalu, ekstrak jerami padi dikeringkan dan digiling sampai menjadi serbuk. Sediaan tersebut kemudian direndam dalam larutan etanol selama 24 jam untuk mendapatkan ekstrak kental.
Selanjutnya dari ekstrak kental dilakukan berbagai uji seperti uji daya hambat pertumbuhan dan pelekatan Candida albicans ATCC 10231 pada permukaan gigi serta material yang biasa dipakai di bidang kedokteran gigi. Beberapa diantaranya resin komposit, resin akrilik, dan semen ionomer kaca.
“Hasilnya semakin tinggi konsentrasi ekstrak jerami padi, semakin signifikan penghambatan pertumbuhan dan pelekatan jamur Candida albicans,” jelasnya.
Hal tersebut menunjukkan kandungan fenol, flavonoid, dan tanin dari ekstrak jerami padi memiliki potensi antijamur. Hasil dari doking molekuler menunjukkan bahwa molekul 14-α-demethylase atau yang juga dikenal sebagai 5TZ1 dari C. albicans dapat berinteraksi dengan ligan dari berbagai senyawa fenol, flavonoid, dan tanin yang ada pada ekstrak jerami padi.
“Penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut dan dapat menghasilkan alternatif obat antijamur untuk kandidiasis oral,”pungkasnya. *
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hujan Deras, Dapur di Rumah Warga Kasihan Bantul Roboh Timpa Penghuni
- Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Gunungkidul Segera Tetapkan Status Siaga
- Prediksi Cuaca BMKG, Seluruh Wilayah DIY Diguyur Hujan Lebat 3 Hari ke Depan
- Liga 1 Besok, PSS Jamu PSBS Biak, Ini Head to Head Kedua Tim
- KPU Bantul Mulai Mendistribusikan Undangan Nyoblos di Pilkada
Advertisement
Advertisement