Mengabadikan Sejarah Lewat Bingkai Kamera
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Ratusan foto bertema pandemi Covid-19 dipamerkan di Gedung Bentara Budaya Jogja 6-18 Desember. Karya itu merupakan hasil jepretan para juru warta foto yang tergabung dalam Pewarta Foto Indonesia (PFI) Jogja. Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Yosef Leon.
Pandemi Covid-19 membuat seluruh lini kehidupan terdampak, mulai dari banyaknya korban jiwa, perekonomian hingga membuat masyarakat harus berubah ke tatanan kehidupan baru atau new normal.
Advertisement
Menceritakan hal tersebut di atas dalam rekaman gambar seputar peristiwa Covid-19 di DIY dari awal pandemi hingga sekarang, PFI Jogja menyelenggarakan pameran foto jurnalistik dengan tema Pageblug.
Ragam peristiwa selama pandemi yang diabadikan kemudian diwartakan kepada khalayak coba ditampilkan kembali dengan format berbeda. Jika sebelumnya peristiwa-peristiwa itu disaksikan di berbagai platform dan media jurnalistik, kini khalayak bisa menyaksikan dan mengamati secara lebih dekat.
Khalayak bisa melihat dengan jeli bagaimana sukarelawan penggali kubur pasien Covid-19 menggotong peti mati dalam visual yang getir di bawah temaram cahaya, seperti menangkap perasaan sedih dan kecewa dalam satu potret menawan. Atau mengamati dengan rinci gambar berbagai kebutuhan pokok yang tergantung di tempat khsusus, hasil swadaya sesama warga demi membantu perekonomian warga lain yang terdampak pandemi.
Ketua Pameran Pageblug, Rahman, mengatakan pameran ini diselenggarakan dengan tujuan agar masyarakat mengetahui bahwa pewarta foto merupakan salah satu garda terdepan di saat pandemi. "Ini sudah menjadi tugas kami sebagai pewarta foto untuk meliput serta mendokumentasikan Pageblug yang terjadi hingga saat ini. Ya, walau pun kami tahu risikonya," ujar Rahman saat ditemui saat acara pembukaan.
Dalam pameran kali ini, PFI Jogja menampilkan karya dari sekitar 24 pewarta foto yang bekerja untuk kantor media lokal, nasional, dan internasional.
Sebanyak 144 karya yang disuguhkan itu terdiri dari foto lepas (Singel Photo) dan foto cerita atau (Story Photo) dalam format foto berwarna dan hitam putih.
Rahman menjelaskan selama pembuatan karya foto, banyak kendala yang dialami oleh para pewarta foto di lapangan. Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat untuk dapat mengabadikan momen bersejarah ini. "Teman-teman banyak mengalami kendala, mulai dari tidak mendapat izin meliput hingga kucing-kucingan saat di lapangan. Ya, itu malah jadi cerita unik bagi kami dan hasilnya bisa dilihat pada pameran ini," jelasnya.
la menambahkan selama peliputan Pageblug, para pewarta melakukannya dengan sangat hati-hati dan sesuai dengan prosedur peliputan yang diterapkan pada masa genting ini. "Kami mengerti risiko yang akan dialami saat peliputan tetapi kami juga dibekali pengetahauan terkait dengan prosedur peliputan. Memang, ada beberapa teman-teman yang pernah terkena [Covid-19], tapi kami bersyukur semua telah pulih dan bisa berkumpul dengan keluarga kembali," ujarnya.
Masyarakat Menderita
Sementara itu, Ketua PFI Jogja Oka Hamied mengungkapkan, pameran ini mengingat kita bahwa Indonesia, khususnya DIY telah mengalami pandemi yang merengut ribuan nyawa bahkan membuat masyarakat menderita.
"Ke depan kita tidak akan menjadi nglokro tapi lebih semangat lagi menghadapi rutinitas kehidupan pada masa tatanan baru ini," katanya.
la menambahkan seluruh karya yang ditampilkan pada pameran ini, hampir keseluruhan telah terbit di kantor media anggota PFI Jogja. "Ini bentuk tanggung jawab kami, menyampaikan apa adanya peristiwa tanpa adanya rekayasa. Pameran ini juga dapat menjadi bagian dari kontrol kepada pemerintah," jelasnya.
Oka berharap peristiwa pandemi segera berlalu agar bangsa ini dapat menjalani kehidupan seperti sediakala, tanpa adanya pembatasan maupun pengetatan.
"Semoga Pageblug ini cepat usai. Jangan sampai ada korban lagi, kejadian oksigen habis, rumah sakit penuh dan tenaga kesehatan [nakes] yang kewalahan. Semoga bisa menjadi renungan bagi kita," ujarnya.
Pameran Pageblug juga didedikasikan kepada seluruh tenaga kesehatan, Satgas Covid-19 di Kabupaten/Kota, Tim Reaksi Cepat BPBD DIY dan masyarakat yang telah berjibaku bersama melawan pandemi Covid-19.
Selama pameran akan ada juga sejumlah kegiatan seperti Workshop Story Photo dan Bincang Multimedia. Pameran akan berlangsung mulai 6-18 Desember 2021 di Galeri Bentara Budaya Yogyakarta (BBY). Pameran akan dibuka setiap hari mulai dari pukul 10.00 WIB hingga 19.00 WIB dengan protokol kesehatan yang ketat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ini Kegiatan Kampanye Terakhir Ketiga Calon Wali Kota Jogja Jelang Masa Tenang
- Pasangan Agung-Ambar Tutup Kampanye dengan Pesta Rakyat
- Konstruksi Tol Jogja-Bawen Seksi 1 Ruas Jogja-SS Banyurejo Capai 70,28 Persen, Ditargetkan Rampung 2026
- Lewat Film, KPU DIY Ajak Masyarakat untuk Tidak Golput di Pilada 2024
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Minggu 24 November 2024: Berangkat dari Palur Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
Advertisement
Advertisement