Keluarga Perlu Disiapkan untuk Menerima Kembali Anak Pasca Rehabilitasi
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja (BPRSR) Dinas Sosial DIY menggelar Family Support Group di aula BPRSR Dinas Sosial DIY, di Kalurahan Tridadi, Kapanewon Sleman, Rabu (23/3/2022).
BACA JUGA: Jogja dan Sekitarnya Lewati Puncak Gelombang Ketiga Covid-19
Advertisement
Kegiatan itu untuk membekali orang tua dan keluarga untuk menerima anaknya kembali selepas masa rehabilitasi.
Kepala BPRSR Dinas Sosial DIY, Barried Wibawa, menjelaskan Family Support Group bertujuan menguatkan peran keluarga dalam memberikan pengasuhan untuk anak agar nantinya bisa kembali ke masyarakat dan melanjutkan cita-citanya.
“Selain itu agar selama anak menjalani masa rehabilitasi, keluarga bisa memberikan dukungan agar proses rehabilitasi berjalan dengan baik,” katanya.
“Kami berupaya semaksimal mungkin menyiapkan program dan kegiatan selama anak di sini agar proses rehabilitasi berjalan baik. Kami harap, setelah keluar dari sini, mereka akan menjadi seperti anak pada umunya, dapat menyesuaikan dengan lingkungan keluarga dan masyarakat.”
Family Support Group menampilkan hasil karya anak selama direhabilitasi, salah satunya pertunjukan musik akustik. Orang tua atau keluarga yang datang juga mendapat surat pribadi berisi ungkapan perasaan dari anak yang direhabilitasi.
BPRSR Dinas Sosial DIY saat ini menampung 30 anak yang semuanya berjenis kelamin laki-laki, dari usia 14 sampai 18 tahun. Tak hanya dari DIY, anak-anak berasal dari Sidoarjo, Magelang, Semarang dan Banten. Sleman mendominasi jumlah tersebut dengan 16 anak.
Lamanya anak direhabilitasi berbeda-beda sesuai dengan hasil penetapan dari pengadilan. Pada 2021, BPRSR Dinas Sosial DIY mengembalikan 84 anak kepada keluarganya. Total kapasitas rehabilitasi sebanyak 80 anak.
Selama direhabilitasi, anak akan mengikuti berbagai kegiatan positif mulai pukul 04.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Ada tiga pelayanan utama yang diberikan, yakni pemenuhan kebutuhan pokok meliputi makan tiga kali sehari dengan masakan segar, lengkap dengan buah, susu dan cemilan.
Kedua, bimbingan fisik, mental, spuritual dan sosial. Ketiga, pendidikan atau vokasional. Semua anak dipastikan menunaikan ibadah sesuai agamanya masing-masing. Sejumlah kegiatan positif yang dilakukan diantaranya latihan musik, outbound, menonton film, memilah sampah dan lainnya.
BACA JUGA: Ganti Rugi Tol Jogja Solo untuk Warga Purwomartani Kemungkinan Dibayarkan Juli
Psikolog dari Center of Public Mental Health (CPMH) UGM, Nurul Kusuma Hidayati, mengatakan hal yang pertama perlu disiapkan adalah keluarga. “Keluarga harus solid, harus ngobrol apa yang harus dilakukan dan disiapkan,” katanya.
Yang perlu disiapkan berikutnya adalah lingkungan.Anak yang kembali pun harus disiapkan. Misal si anak perlu mendekati dan meminta maaf lagi kepada korban, keluarga pun harus ikut mendampingi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Otak Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang Bakal Diringkus Polri
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Prakiraan Cuaca BMKG Jumat 22 November 2024: DIY Hujan Ringan Siang hingga Malam
- Jadwal Pemadaman Jumat 22 November 2024: Giliran Depok dan Pasar Godean
- Jadwal Terbaru KA Bandara YIA Xpress Jumat 22 November 2024
- Jadwal SIM Keliling Bantul di Akhir Pekan Bulan November 2024
- Jadwal Terbaru Kereta Api Prameks Jurusan Jogja-Kutoarjo Jumat 22 November 2024
Advertisement
Advertisement