Proyek Padat Karya Dilaksanakan Serentak
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL — Proyek padat karya dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bantul akan dilaksanakan serentak pada Juni ini. Saat ini proyek yang sebagian besar pembangunan infrastruktur jalan lingkungan, drainase, bangket jalan, dan saluran irigasi tersebut dalam tahap pengiriman material bangunan.
“Untuk proses kegiatan padat karya infrastruktur yang bersumber dana APBD DIY melalui Bantuan Keuangan Khusus [BKK] dan APBD Bantul sampai hari ini sudah sampai proses pendistribusian material, kontrak dengan penyediaan jasa pengiriman material terhitung sejak 27 Mei,” kata Kepala Disnakertrans Bantul Istirul Widilastuti di kantor Disnakertrans Bantul, Kamis (9/6/2022).
Advertisement
Untuk paket padat karya yang bersumber dari BKK sebanyak 116 paket pendistribusian material selesai pada 20 Juni mendatang sehingga pada 21 Juni pengerjaan fisik sudah dimulai dan selesai pada 12 Juli. Sementara paket yang bersumber dari APBD Bantul sebanyak 99 titik selesai pendistribusian material pada 26 Juni sehingga pengerjaan fisik dimulai pada 27 Juni mendatang dan selesai pada 16 Juli.
Istirul berharap tidak ada pengerjaan yang molor baik pengiriman material maupun proses pengerjaan fisik, “Sehingga Juli total pengerjaan padat karya 215 titik itu sudah selesai semuanya, tidak ada yang tertunda,” ucapnya. Dalam proyek pengerjaan padat arya, pihaknya juga melibatkan sejumlah instansi terkait agar tidak ada penyelewengan selama pengerjaan berlangsung.
Sementara pekerja proyek padat karya, kata Istirul, dilakukan oleh masyarakat setempat di titik atau wilayah sesuai yang diajukan melalui proposal baik yang dibiayai APBD Bantul maupun APBD DIY melalui BKK. Total pekerja yang dibiayai BKK sebanyak 52 orang, sementara yang dibiayai APBD Bantul 26 orang di masing-masing titik atau paket. Perbedaan jumlah pekerja itu karena harga per paket atau titik padat karya berbeda.
Paket yang dibiayai APBD DIY melalui BKK sebesar Rp180 juta per titik atau lokasi. Adapun dari APBD Bantul sebesar Rp100 juta per lokasi. Istirul berharap biaya pengerjaan paket padat karya itu ada kenaikan di tahun depan.
Lebih lanjut Istirul mengatakan rata-rata pengerjaan proyel padat karya adalah pengerasan jalan lingkungan, corblok, saluran irigasi tersier, bangket jalan, drainase. Hal itu sesuai dengan yang tertuang dalam Peraturan Bupati (Perbup), “Namun bisa juga untuk pembangunan yang kira-kira dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat, misalnya pembangunan los pasar, atau bangunan yang bisa menambah kemeriahan di sektor pariwsiata misalnya membangun pendopo atau gazebo, itu bisa,” papar Istirul.
Ia berharap dengan adanya kegiatan padat karya ini masyarakat mendapatkan dua manfaat, yakni uang dari hasil pekerjaan padat karya. Dengan demikian perekonomian di sekitar wilayah padat karya juga jalan, karena masyarakat bisa belanja kebutuhan makan dan minum di warung klontong sekitar wlayah pengerjaan padat larya. Selain itu masyarakat juga mendapatkan manfaat terbangunnya insfratruktur yang memudahkan akses lalu lintas untuk jalan maupun saluran irigasi dan drainase.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Serahkan Bantuan untuk Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Awasi Pilkada, Jaringan Demokrasi Indonesia Gandeng Mahasiswa UAD
- Bawaslu Jogja Petakan Kerawanan TPS Saat Pilkada
- Meracik Jamu, Tidak Serumit yang Anda Pikirkan
- Asitantra Bakal Gelar K'wari dengan Lakon Misteri Bengawan Sore Ampak-ampak Ing Panolan
- KPU Kota Jogja Mengantisipasi Bencana Hidrometeorologi Saat Pilkada, Ini Caranya
Advertisement
Advertisement