Advertisement
Merawat Ingatan Sejarah Peristiwa Jogja Kembali

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Dinas Kebudayaan DIY bersama para komunitas sejarah memperingati 73 tahun peristiwa Jogja Kembali pada Selasa (28/6/2022) di museum TNI AD Dharma Wiratama. Peringatan atas peristiwa kembalinya Jogja sebagai ibu kota negara dari penjajahan Belanda pada 29 Juni 1949 itu dinilai penting untuk merawat ingatan atas perjuangan kemerdekaan.
Kepala Bidang Pemeliharaan Sejarah Bahasa dan Sastra Permuseuman Disbud DIY, Budi Husada mengatakan, peringatan ini adalah upaya pemantik dan penyemangat bagi kaum muda untuk mengingat bahwa proses meraih kemerdekaan itu bukan merupakan proses yang mudah. Banyak darah dan nyawa yang dikorbankan untuk merebut kemerdekaan dari para penjajah.
Advertisement
"Merebut kemerdekaan itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena itu bukan suatu hadiah tapi perjuangan," kata Budi.
Dia menilai, tantangan yang terbesar adalah menjaga dan merawat semangat kemerdekaan yang telah diperjuangkan di masa lalu. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan. "Akan lebih berat lagi kalau kita tidak mempertahankan itu sebagai generasi muda, akan sulit sekali bahwasanya kemerdekaan yang sudah diperjuangkan tidak kita manfaatkan dan kelola dengan baik," ungkapnya.
Lewat peringatan peristiwa Jogja Kembali, pihaknya ingin mengajak generasi muda untuk melakukan peran masing-masing dalam upaya mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Penanaman nilai dan peristiwa sejarah di masa lalu akan jadi pembangkit semangat bagi generasi muda untuk berkarya demi bangsa. "Sekarang kita tidak perlu mengangkat senjata dan berhadapan dengan musuh tapi memanfaatkan kondisi sekarang ini dengan peran masing-masing," jelasnya.
Peringatan peristiwa Jogja Kembali dilakukan dengan diskusi sarasehan yang mengundang akademisi dari sejumlah kampus. Peserta juga dihubungi dengan teatrikal yang menggambarkan peristiwa itu. Di akhir acara para peserta yang hadir juga diajak untuk berkeliling di museum TNI AD Dharma Wiratama untuk menyaksikan peristiwa merebut kemerdekaan dari Belanda di masa lalu.
"Museum Dharma Wiratama ini memang termasuk lokus lokasi saat peristiwa itu terjadi," kata Budi.
Ketua Komunitas Djogja 45, Eko Isdianto memaparkan, peristiwa Jogja Kembali merupakan akhir dari upaya merebut kemerdekaan dari penjajahan Belanda. Menurutnya, awal perjuangan mempertahankan dan merebut kemerdekaan itu dimulai sejak peristiwa serangan umum 1 Maret.
"Jogja kembali ini ibaratnya adalah finis setelah startnya serangan umum 1 Maret, jadi apa yang terjadi setelah serangan umum dampak politiknya memang luar biasa untuk senjata bagi para diplomat kita dalam kembali bersidang agar Belanda tidak menggelar operasi. Pada akhirnya dari serangan umum terpatahkan propaganda Belanda dan dibuktikan bahwa TNI dan pemerintah masih ada," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Solo Jogja Terbaru Hari Ini, Kamis 10 April 2025, Berangkat dari Stasiun Palur hingga Tugu Jogja
- Memasuki Awal April, Segini Kasus DBD di Bantul
- Sekolah Rakyat Berasrama Akan Dibangun Seyegan Sleman
- 3 Warga Rongkop dan Girisubo Gunungkidul Positif Antraks
- Belum 100 Hari Kerja, Hasto Wardoyo Pastikan Puluhan Depo Sampah Kota Jogja Sudah Kondusif
Advertisement